Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5[ImagesOnly]

Style6

Mengungkap Klaim Omong Kosong Zionis Atas Tanah Palestina

Israel  untuk mendirikan sebuah negara di Palestina Berdasarkan Atas Klaim klaim atas tiga sumber utama:
 

1.Warisan Perjanjian Lama dari Kitab Alkitab,
2.Deklarasi Balfour yang diumumkan Inggris Raya pada 1917

3. Pembagian Palestina menjadi negara Arab dan negara Yahudi yang direkomendasikan oleh Majelis Umum PBB pada 1947.

Terkait Klaim klaim tersebut Paul Findly seorang warga Amerika Serikat dan juga seorang mantan Anggota Konggres Amerika serikat Dalam bukunya yang berjudul :Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S. - Israeli Relationship Terbitan Lawrence Hill Brooks, Brooklyn, New York 1993


dan buku tersebut sudah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. dengan judul
Diplomasi Munafik ala Yahudi - Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel yang diterbitkan oleh Mizan dan diterjemahkan oleh Rahmani Astuti mengungkap klaim klaim Israel tersebut adalah Klaim klaim omong kosng.

untuk lebih jelasnya berikut ini klaim klaim omong kosong Zionis yang dibantah oleh Paul Findly


OMONG KOSONG ZIONIS


"Atas dasar hak alamiah dan hak kesejarahan kita... dengan ini [kami] memproklamasikan berdirinya sebuah Negara Yahudi di Tanah Israel-Negara Israel." --Deklarasi Kemerdekaan Israel, 1948

FAKTA YANG DIUNGKAP PAUL FINDLY

Menurut sejarah, bangsa Yahudi bukanlah penduduk pertama Palestina, pun mereka tidak memerintah di sana selama masa pemerintahan bangsa-bangsa lain. Para ahli arkeologi modern kini secara umum sepakat bahwa bangsa Mesir dan bangsa Kanaan telah mendiami Palestina sejak masa-masa paling kuno yang dapat dicatat, sekitar 3000 SM hingga sekitar 1700 SM.3 Selanjutnya datanglah penguasa-penguasa lain seperti bangsa-bangsa Hyokos, Hittit, dan Filistin. Periode pemerintahan Yahudi baru dimulai pada 1020 SM dan berlangsung hingga 587 SM. Orang-orang Israel kemudian diserbu oleh bangsa-bangsa Assyria, Babylonia, Yunani, Mesir, dan Syria hingga Hebrew Maccabeans meraih kembali sebagian kendali pemerintahan pada 164 SM. Tetapi, pada 63 SM Kekaisaran Romawi menaklukkan Jerusalem dan pada 70 M menghancurkan Kuil Kedua dan menyebarkan orang-orang Yahudi ke negeri-negeri lain. Ringkasnya, bangsa Yahudi kuno menguasai Palestina atau sebagian besar darinya selama kurang dari enam ratus tahun dalam kurun waktu lima ribu tahun sejarah Palestina yang dapat dicatat --lebih singkat dibanding bangsa-bangsa Kanaan, Mesir, Muslim, atau Romawi.4 Komisi King-Crane AS menyimpulkan pada 1919 bahwa suatu klaim "yang didasarkan atas pendudukan pada masa dua ribu tahun yang lalu tidak dapat dipertimbangkan secara serius."5

Pada 14 Mei 1948, sekitar tiga puluh tujuh orang menghadiri pertemuan Tel Aviv di mana kemerdekaan Israel dinyatakan sebagai "hak alamiah dan historis." Namun para kritikus menuduh bahwa aksi mereka tidak mempunyai kekuatan yang mengikat dalam hukum internasional sebab mereka tidak mewakili mayoritas penduduk pada waktu itu. Sesungguhnya, hanya satu orang di antara mereka yang dilahirkan di Palestina; tiga puluh lima orang berasal dari Eropa dan seorang dari Yaman. Tegas sarjana Palestina Issa Nakhleh: "Minoritas Yahudi tidak berhak untuk menyatakan kemerdekaan suatu negara di atas wilayah yang dimiliki oleh bangsa Arab Palestina.


OMONG KOSONG ZIONIS

"'Sertifikat kelahiran' internasional Israel disahkan oleh janji dalam Kitab Injil." --AIPAC,*) 19927

FAKTA YANG DIUNGKAP PAUL FINDLY


Klaim-klaim tentang dukungan ilahiah atas ambisi-ambisi kesukuan maupun kebangsaan sangat lazim ditemukan di masa kuno. Bangsa-bangsa Sumeria, Mesir, Yunani, dan Romawi semuanya menyitir wahyu-wahyu ilahi untuk penaklukan-penaklukan mereka. Sebagaimana dicatat oleh ahli sejarah Frank Epp: "Setiap fenomena dan proses kehidupan dianggap sebagai hasil campur tangan dewa atau dewa-dewa... bahwa sebuah negeri yang baik telah dijanjikan kepada bangsa yang lebih baik oleh dewa-dewa yang lebih tinggi."8 Tidak ada pengadilan atau badan dunia di masa sekarang ini yang akan menganggap sah suatu hak pemilikan yang didasarkan atas klaim yang dinyatakan berasal dari Tuhan.9 Bahkan bagi mereka yang mengartikan restu Injil secara harfiah sebagai restu dari Tuhan, para ahli Injil seperti Dr. Dewey Beegle dari Wesley Theological Seminary menyatakan bahwa bangsa Yahudi kuno tidak berhasil mematuhi perintah-perintah Tuhan dan karenanya kehilangan janji itu
 

OMONG KOSONG ZIONIS
 
"Hak [bangsa Yahudi untuk melakukan restorasi nasional di Palestina] diakui oleh Deklarasi Balfour." --Deklarasi Kemerdekaan Israel, 1948

FAKTA YANG DIUNGKAP PAU FINDLY

Deklarasi Balfour secara sengaja tidak mendukung pendirian suatu bangsa Yahudi. Deklarasi itu termuat dalam sebuah surat yang dikirimkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Arthur James Balfour kepada Lord Rothschild, presiden Federasi Zionis Inggris, pada 2 November 1917. Deklarasi itu telah disetujui oleh kabinet Inggris dan dikatakan: "Pemerintah menyetujui didirikannya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan berusaha sebaik-baiknya untuk melancarkan pencapaian tujuan ini, setelah dipahami secara jelas bahwa tidak akan dilakukan sesuatu yang dapat merugikan hak-hak sipil dan hak-hak keagamaan komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak-hak dan status politik yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di setiap negeri lain."12 Pada 1939 British White Paper secara khusus menyatakan bahwa Inggris "tidak bermaksud mengubah Palestina menjadi sebuah Negara Yahudi yang bertentangan dengan kehendak penduduk Arab di negeri itu."


OMONG KOSONG ZIONIS
"[Palestina adalah] tanah air tanpa rakyat bagi rakyat [Yahudi) yang tidak bertanah air." --Israel Zangwill, Zionis senior, c. 189714

FAKTA YANG DIUNGKAP PAUL FINDLY

Ketika Deklarasi Balfour diumumkan pada 1917 ada kira-kira 600.000 orang Arab di Palestina dan kira-kira 60.000 orang Yahudi.15 Lebih dari tiga puluh tahun selanjutnya rasio itu menyempit ketika imigrasi Yahudi bertambah, terutama akibat adanya kebijaksanaan anti-Semit Adolf Hitler. Namun, menjelang akhir 1947 ketika PBB berencana untuk membagi Palestina, bangsa Arab masih merupakan penduduk mayoritas, dengan jumlah orang Yahudi mencapai hanya sepertiganya --608.225 orang Yahudi berbanding 1.237.332 orang Arab.16 Ketika Max Nordau, seorang Zionis senior dan sahabat Zangwill, mengetahui pada 1897 bahwa ada penduduk asli Arab di Palestina, dia berseru: "Aku tidak tahu itu! Kita tengah melakukan suatu kezaliman!"17

Penduduk Palestina bukan hanya sudah ada di sana, mereka bahkan telah menjadi masyarakat mapan yang diakui oleh bangsa-bangsa Arab lainnya sebagai "bangsa Palestina." Bangsa itu terdiri atas golongan-golongan intelektual dan profesional terhormat, organisasi-organisasi politik, dengan ekonomi agraria yang tengah tumbuh dan berkembang menjadi cikal bakal industri modern.18 Kata ilmuwan John Quigley: "Penduduk Arab telah mapan selama beratus-ratus tahun. Tidak ada migrasi masuk yang berarti dalam abad kesembilan belas.


OMONG KOSONG ZIONIS
"Atas dasar... resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan ini [kami] memproklamasikan berdirinya sebuah Negara Yahudi di Tanah Israel --Negara Israel." --Deklarasi Kemerdekaan Israel, 194820

FAKTA YANG DIUNGKAP PAUL FINDLY


Hanya karena tekanan kuat dari pemerintahan Truman sajalah maka Rencana Pembagian PBB diluluskan oleh Majelis Umum pada 29 November 1947, dengan perolehan suara 33 lawan 13 dan dengan 10 abstain dan 1 absen. Di antara bangsa-bangsa yang mengalah pada tekanan AS adalah Prancis, Ethiopia, Haiti, Liberia, Luksemburg, Paraguay, dan Filipina.21 Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Sumner Welles menulis: "Melalui perintah langsung dari Gedung Putih setiap bentuk tekanan, langsung maupun tak langsung, dibawa untuk disampaikan oleh para pejabat Amerika kepada negara-negara di luar dunia Muslim yang diketahui belum menentukan sikap atau menentang pembagian itu. Para wakil dan perantara dikerahkan oleh Gedung Putih untuk memastikan bahwa suara mayoritas akan terus dipertahankan."

Rencana pembagian, yang dinamakan Resolusi 181, membagi Palestina antara "negara-negara Arab dan Yahudi yang merdeka dan Rezim Internasional Istimewa untuk Kota Jerusalem."23 Calon Menteri Luar Negeri Israel Moshe Sharett mengatakan bahwa resolusi itu mempunyai "kekuatan mengikat," dan Deklarasi Kemerdekaan Israel mengutipnya tiga kali sebagai dasar kebenaran yang sah bagi berdirinya negara itu.24 Namun Majelis Umum, tidak seperti Dewan Keamanan, tidak mempunyai kuasa lebih dari membuat rekomendasi. Ia tidak dapat mendesakkan rekomendasi-rekomendasinya, pun rekomendasi-rekomendasi itu tidak mengikat secara hukum kecuali untuk masalah-masalah internal PBB.

Bangsa Palestina, yang memang berhak, menolak rencana pembagian itu sebab rencana tersebut memberikan pada bangsa Yahudi lebih dari separuh Palestina, meskipun dalam kenyataannya mereka itu hanyalah sepertiga penduduk dan hanya memiliki 6,59 persen tanah.26 Di samping itu, bangsa Palestina berkeras bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak mempunyai hak yang sah untuk merekomendasikan pembagian jika mayoritas penduduk Palestina menantangnya. Sekalipun demikian, dengan menolak pembagian tidak berarti bangsa Palestina menolak klaim mereka sendiri sebagai suatu bangsa merdeka. Yang mereka tentang adalah negara Yahudi yang didirikan di atas tanah Palestina, bukan hak orang-orang Yahudi sebagai suatu bangsa.

Pemimpin Yahudi David Ben-Gurion menasihati para koleganya untuk menerima pembagian itu sebab, katanya pada mereka, "dalam sejarah tidak pernah ada suatu persetujuan final --baik yang berkaitan dengan rezim, dengan perbatasan-perbatasan, dan dengan persetujuan-persetujuan internasional."

Salah seorang perintis Zionis besar, Nahum Goldmann, mengungkapkan sikap pragmatis dengan cara berbeda: "Tidak ada harapan bagi sebuah negara Yahudi yang harus menghadapi 50 tahun lagi untuk berjuang melawan musuh-musuh Arab.
 


OMONG KOSONG ZIONIS
"Aslinya Palestina mencakup Yordania." Ariel Sharon, Menteri Perdagangan Israel, 198929

FAKTA YANG DIUNGKAP PAUL FINDLY

Dalam sejarah panjang Imperium Islam/Usmaniah, Palestina tidak pernah berdiri sebagai suatu unit geopolitik atau administratif yang terpisah. Ketika daerah di Laut Tengah bagian timur antara Lebanon dan Mesir diambil alih oleh Inggris Raya dari Turki pada akhir Perang Dunia I, bagian-bagian tertentu dari apa yang disebut Palestina berada di bawah wilayah administrasi Beirut sementara Jerusalem menjadi sanjak, sebuah distrik otonom.30 Daerah di sebelah timur sungai Yordan --Transyordan-- adalah, dalam kata-kata sarjana Universitas Tel Aviv Aaron Klieman, "sesungguhnya merupakan terra nullius di bawah kekuasaan bangsa Turki dan dibiarkan tanpa kepastian dalam pembagian Imperium Usmaniah."31

Dalam memulai mandat di Palestina atas nama Liga Bangsa-bangsa pada 1922, Inggris mendapatkan Palestina dan Transyordan ke arah timur hingga Mesopotamia, yang menjadi Irak. Sekarang wilayah yang sama berarti mencakup Israel, Yordania, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem. Pada Desember 1922, Inggris menyatakan pengakuannya atas "eksistensi suatu Pemerintahan konstitusional yang merdeka di Transyordan." Dan pada 1928 dinyatakan secara khusus bahwa Palestina adalah daerah di sebelah barat sungai Yordan.32 Hanya di Palestina sajalah Inggris beranggapan bahwa janjinya dalam Deklarasi Balfour dapat diterapkan untuk membantu mendirikan suatu tanah air Yahudi.
 
 


 

Pendeta Munghujat-Mualaf Meralat (8)

Rukun Islam 1e : Bersaksi Muhammad Konsultasi kpd Yahudi & Kristen
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Lain dari itu ada satu hal yang penting dan patut disimak, yaitu di mana Muhammad diperintahkan oleh Allah agar selalu belajar dan bertanya kepada orang-orang Kristen ataupun orang-orang yang beragama Yahudi, terutama pada waktu nabi Muhammad berada dalam keadaan ragu-ragu.

Hal itu membuat orang Kristen mengambil kesimpulan, bahwa Nabi Muhammad harus percaya kepada orang-orang Kristen dan orang yang beragamaYahudi, karena merekalah yang membaca dan menguasai Taurat dan Injil yang benar, original dan sempurna serta relevan walaupun Al Qur'an telah diturunkan dan Muhammad diutus sebagai nabi yang terakhir menurut umat Muslim, (hal. 26)

Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut:

"Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum engkau (Orang Kristen dan Orang Yahudi). Sungguh telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang-orang yang ragu" (Surat 10 Yuunus ayat 94). (hal. 27).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dalam ayat tersebut Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad, apabila beliau ragu terhadap wahyu yang diterimanya, agar bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelumnya. Yang dimaksud dengan "orang-orangyang membaca Kitab sebelumnya" yaitu orang-orang jujur yang mengerti dan memahami kebenaran dalam kitab-kitab suci sebelum Al Qur'an. Orang seperti ini tidak banyak, di antaranya adalah rahib Waraqah bin Naufal.

Perlu dicatat bahwa Waraqah bin Naufal ini bukan beragama Kristen pengikut Paulus. Beliau adalah rahib Nasrani yang yang setia dan jujur mengikuti Nabi Isa as. Rahib saleh seperti Waraqah inilah yang menjelaskan kepada Rasulullah tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kenasranian yang asli sesuai dengan ajaran Nabi Isa as. Misalnya, mengenai nubuat Nabi Musa dan Isa as. tentang tanda kerasulan Nabi Besar Muhammad saw. dalam Taurat dan Injil.

Ketika Siti Khadijah menceritakan kepada Waraqah tentang peristiwa turunnya wahyu pertama di Gua Hira, maka spontanitas dia berkata: "Quddus, quddus! Demi Tuhan yang jiwa Waraqah ada dalam tangan-Nya. Jika engkau membenarkan aku, ya Khadijah, sesungguhnya telah datang kepada Muhammad namus akbar (petunjuk yang maha besar), sebagaimana yang pernah datang kepada Musa as. Sesungguhnya dia akan menjadi Nabi bagi umat kita ini".

Orang Nasrani yang seperti Waraqah bin Naufal yang benar, jujur dan terpercaya itu sekarang sudah tidak ada lagi.

Yang ada saat ini adalah umat Kristen yang tidak taat kepada Nabi Isa, melainkan taat kepada Paulus, pendiri Kristen.

Kemudian yang dimaksud dengan kata 'Al Kitab' pada ayat tersebut adalah kitab Taurat dan Injil yang masih asli sebelum dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.

Salah besar jika yang dimaksud kata 'Al Kitab' oleh Himar Amos itu adatah Alkitab (Bibel), kitab agama Kristen yang berjumlah 66 kitab, antara lain:

a. Taurat = 5 kitab b. Kitab Para Nabi besar/kecil = 34 kitab c. Injil = 4 kitab d. Kisah Para Rasul = 1 kitab e. Surat-Surat Paulus = 13 kitab f. Surat kepada jemaat Ibrani = 1 kitab g. Surat Yakobus =1 kitab h. Surat Petrus = 2 kitab i. Surat Yohanes = 3 kitab j. Surat Yudas = 1kitab, dan k. Mimpi Yohanes = 1 surat.

Dari keterangan tersebut, jelas sekali bahwa Al Kitab yang dimaksud dalam surat Yunus 94 bukanlah Alkitab (Bibel) milik orang Kristen seperti sekarang ini. Dan Nabi Muhammad saw. tidak pernah bertanya kepada orang Kristen, tapi kepada orang Nasrani yang terpercaya. Sebab agama Nasrani tidak identik dengan agama Kristen seperti sekarang ini.


Pendeta Munghujat-Mualaf Meralat (7)

Rukun Islam 1d : Bersaksi bahwa Muhammad Celaka di Akhirat

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Karena tidak tampak adanya penjelasan yang menyatakan bahwa Muhammad akan diselamatkan setelah dia meninggal dunia, maka Allah dan setiap pengikut agama bangsa Arab harus bershalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan kepada Muhammad sebagaimana yang disebut dalam Surat 33 Al Ahzaab ayat 56 yang berbunyi:

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas nabi: Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan berilah salam dengan sungguh-sungguh."

Dengan demikian bukan pengikut agama bangsa Arab saja yang harus bershalawat atas nabi Muhammad, tetapi juga Allah harus bersalawat yaitu memohon kepada Allah semoga Allah melimpahkan berkah dan kesejahteraan bagi Muhammad.

Sudah pasti hal ini sangatlah aneh, sebab itu tentu menjadi pertanyaan bagi para pembaca mengapa Allah harus memohon kepada Allah untuk berkat dan kesejahteraan bagi Muhammad?

Juga menjadi suatu keanehan jikalau Allah harus memohon kepada Allah, yang berarti hal itu menyatakan bahwa Allah lebih dari pada satu.

Apakah memang demikian? Menurut logika Allah adalah yang paling tinggi kedudukannya. Oleh sebab itu mungkin ada alasan lain mengapa Allah harus memohon berkat kesejahteraan bagi Muhammad, kepada Allah, (hal. 23-24).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)


Jika ada orang berpendapat seperti itu, meskipun dia seorang sarjana, jelas menunjukkan betapa minim pengetahuannya tentang Islam. Penafsiran demikian itu amat kacau, hanya berdasarkah harfiah saja.

Tapi anehnya, dengan modal pengawuran seperti itu, sarjana murtadin Himar Amos malah dikagumi oleh umat Kristen. Mestinya umat Kristen menolak tulisan yang sepenuhnya tidak berbobot, tidak ilmiah, tidak rasional dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan. Bahkan hanya memalukan umat Kristen saja.

Apabila terjadi tuntutan dari umat Islam kepada pihak yang berwajib, maka yang repot dan rugi adalah umat Kristen, bukan? Apalagi jika ada kelompok Islam yang terpancing emosinya. Gawat lagi, bukan?

Supaya situasi tidak semakin keruh, kami tetap menjawab sekaligus meluruskan hujatannya, dengan harapan agar Himar Amos dan umat Kristen lainnya dapat mengetahui makna dan filosofi shalawat nabi.

Shalawat artinya kemuliaan atau kesejahteraan. Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad bukan berarti bahwa Allah memohonkan kemuliaan atau kesejahteraan kepada Allah yang lainnya untuk Muhammad, melainkan Allah memberikan rahmat, kesejahteraan dan kemuliaan atas beliau.

Maksud malaikat bershalawat kepada Nabi yaitu malaikat turut memohon ampunan kepada Allah. Sedangkan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi maksudnya mendoakan agar diberi rahmat dan kesejahteraan atas Nabi Muhammad saw. Dan kesemuanya itu bukan berarti karena Nabi Muhammad saw. belum selamat atau tidak mendapat keselamatan dari Allah Swt.

Tujuan Allah bershalawat kepada Nabi Muhammad ialah agar umat Islam seluruhnya menaruh rasa hormat kepada beliau. Sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi nabi terakhir dan penutup para nabi, yang membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah yang bagaikan binatang. Atas perjuangan beliau, umat manusia bisa dihantarkan ke alam yang terang benderang. Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari kehidupan hewani menjadi kehidupan yang manusiawi. Jika tidak ada beliau, entah kebejatan moral apa yang dilakukan oleh umat manusia.

Oleh sebab itu, sebagai orang yang tahu diri, umat manusia sangat wajib untuk mensyukuri jasa beliau. Untuk mengabadikan rasa syukur dan jasa beliau inilah maka 'shalawat serta salam' dijadikan sebagai salah satu rukun dzikri, yaitu suatu bacaan rukun bagi umatnya setiap mengerjakan shalat.

Tetapi harus diingat bahwa pembacaan shalawat terhadap Nabi Muhammad tersebut bukan berarti bahwa beliau tidak selamat di akhirat. Tanpa ada satupun umat Islam yang bershalawat, beliau tetap mendapatkan keselamatan dari Allah Swt. Sebab beliau telah dijamin masuk sorga oleh Allah Swt.

Meskipun Rasulullah sudah pasti masuk sorga, umat Islam masih saja mengirim bacaan shalawat kepada beliau, sebab pahala doa shalawat itu kembali lagi kepada umat yang bershalawat. Dengan bershalawat kepada Nabi berarti telah tunduk dan patuh kepada perintah Allah Swt. pada ujung surat Al Ahzaab 56 tersebut:

"Wahai orang-orang yang beriman, barshalawatlah kepadanya (Muhammad) dan berilah salam dengan sungguh-sungguh".

Kalau diperhatikan, perintah pada ayat tersebut dimulai dengan perintah atau suruhan 'Wahai'. Ditujukan kepada siapa perintah 'Wahai' ini? Jelas ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Apa perintah dan suruhan Allah tersebut ? Tiada lain untuk 'bershalawat dan mengucapkan salam'. Kepada siapa ? Jelas kepada 'Nabi Muhammad saw'. Caranya bagaimana ? Yaitu dengan 'bersungguh-sungguh mengikuti perintah dan aturan Allah.

Seandainya Allah tidak memberikan contoh dan petunjuk tentang tata cara mensyukuri karunia-Nya yang telah diberikan melalui baginda Nabi, tentu akan terjadi bermacam-macam cara dalam mensyukuri nikmat tersebut. Misalnya, dengan memberikan sesajian, tumbal, korban hewan dan lain-lain menurut selera dan keinginan masing-masing.

Oleh karena Allah memberikan petunjuk Al Qur'an dalam hal etika menghormati manusia pilihan-Nya itu, maka umat Islam mematuhi perintah tersebut agar tidak terjadi kekacauan dalam beribadah kepada-Nya.

Kemudian dalam satu hadits disebutkan sebagai berikut:

"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw.: "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).

Atas dasar hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan. Nah, siapa yang tidak mau mendapat pahala sebanyak itu?

Dengan demikian, keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya. Sebab dengan bershalawat kepadanya satu kali saja, akan memperoleh pahala sepuluh kebaikan dan menghilangkan sepuluh keburukan. Subhanallah, sungguh beruntung menjadi pengikut beliau.

Analogi yang mudah dipahami, bayi yang meninggal dunia sebelum berbuat dosa, dia pasti akan langsung masuk sorga. Apakah karena dia pasti akan masuk sorga lantas orangtuanya langsung menguburkannya tanpa harus mendoakannya? Tidak !! Bahkan lebih dari itu, sebagai manusia yang berakhlak mulia umat Islam juga memohon kepada Allah agar bayi tersebut diberi tempat yang layak di sisi-Nya. Pahala dalam mendoakan dan memohon kepada Allah untuk anak bayi yang tersayang itu, kembali lagi kepada orang yang mendoakan.

Kalau terhadap anak bayi yang belum memberikan jasa saja, perlu mendoakan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya, mengapa terhadap seseorang yang telah begitu besar jasanya bagi umat manusia sejagad raya ini, tidak kita doakan dan mohonkan kepada Allah tempat yang layak di sisi-Nya? Tentu lebih pantas, bukan?

VPendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Lebih lengkap lagi pertanyaan menjadi: "Mengapa Allah dan pengikut agama bangsa Arab harus bersalawat atas nabi Muhammad?"

Hal ini disebabkan karena Muhammad memang belum memperoleh keselamatan karena dia tidak diberi kuasa apapun oleh Allah.

Setiap pengikut agama bangsa Arab harus terus-menerus bershalawat untuk Muhammad dengan pengharapan agar Muhammad memperoleh keselamatan. Kenyataan ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur'an berikut:

Katakanlah, "Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat dan tidak pula kuasa menolak mudarat untuk diriku, kecuali dikehendaki Allah … " (Surat 7 Al Araaf ayat 188).

"Katakantah, "Aku tidak kuasa menolak mudarat dari diriku dan tidak mendatangkan manfaat kecuali dikehendaki Allah. ................." (Surat 10 Yuunus ayat 49). (hal. 25-26)

ZTanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Surat Al A'raaf 188 dan Yunus 49 itu justru menunjukkan kejujuran Muhammad saw. Beliau mengatakan apa adanya tanpa menyombongkan diri dan menyadari bahwa beliau hanyalah seorang rasul, bukan Tuhan. Beliau mengakui tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak kuasa menolak mudharat baik untuk dirinya maupun orang lain, kecuali atas kehendak Allah Swt. semata.

Beliau menyampaikan apa adanya sesuai dengan yang diwahyukan oleh Allah swt., agar umatnya tidak tersesat. Sebab jika tidak demikian, maka dikhawatirkan umatnya akan selalu meminta dan memohon lewat beliau, atau paling tidak menjadikan beliau sebagai perantara. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Allah. Jika memohon sesuatu hendaklah langsung kepada Allah tanpa perantara.

Kalau mau pakai pikiran yang jernih, justru itulah bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang manusia yang super tinggi kejujurannya. Beliau tidak mau disamakan dengan Tuhan, disembah dan dipuja-puja melampaui batas.

Di sinilah letak perbedaan antara Nabi Muhammad dalam pandangan Islam dengan Nabi Isa as. (Yesus) menurut pandangan Kristen. Menurut Kristen, Yesus bukan manusia biasa seperti Nabi Muhammad. Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat pusat meminta dan beribadah. Padahal Yesus tidak pernah mengajarkan demikian. Ajaran Yesus adalah ajaran Tauhid, sama seperti ajaran Nabi Muhammad saw. Perhatikan sabda Yesus pada ayat-ayat berikut ini:

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3).

Pada ayat tersebut Yesus mengajarkan Tauhid kepada umatnya, yaitu mengenal Allah Yang Esa dan dirinya sebagai seorang utusan-Nya.

Ayat di bawah ini menunjukkan bahwa hanya kepada Allah sajalah tempat menyembah dan berbakti, bukan kepada manusia dan juga bukan terhadap Yesus sendiri. Perhatikan sabda Yesus di bawah ini:

"Berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti' …" (Matius 4:10).

Karena umat Kristen menjadikan Yesus sebagai Tuhan yang menjelma jadi manusia, maka jelas menurut mereka Yesus itu adalah Allah itu sendiri. Keyakinan ini justru menjadikan mereka tersesat, karena mereka menganggap dia itu Tuhan, maka di mana-mana mereka memohon dan meminta serta berbakti tertuju kepada Yesus. Padahal Yesus sendiri ternyata tidak bisa juga mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa pada dirinya sendiri. Yesus juga tidak tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena dia hanyalah manusia biasa, bukan Tuhan.

Buktinya, ketika Yesus ditangkap oleh pasukan yang disuruh oleh tua-tuaYahudi yang bekerja sama dengan salah seorang muridnya sendiri sebagai penghianat, Yesus tidak bisa menghindar (Matius 26:47-48). Juga ketika orang-orang memperlakukan seenaknya, Yesus tidak bisa menghindar. Perhatikan ayat berikut ini:

"Lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya, orang-orang lain memukul dia" (Matius 26:67).

Bahkan lebih parah lagi -menurut cerita Bibel- ketika Yesus disalibkan, dia benar-benar tidak berdaya, tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga dia berteriak histeris minta pertolongan kepada Allah. Perhatikan ayat di bawah ini:

"Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani ?"Artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" (Matius 27:46).

Sampai soal musim saja Yesus tidak tahu, perhatikan ayat di bawah ini:

"Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridnya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka katanya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (Markus 11:12-14).

Hal-hal yang ghaib pun Yesus tidak tahu, buktinya Yesus tidak tahu kapan hari kiamat. Perhatikan ayat di bawah ini:

"Tetapi tentang hari atau saat itu (kiamat, ed.) tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja" (Markus 13:32).

Itulah beberapa kelemahan Yesus sebagai bukti bahwa dia manusia biasa dan sama sekali bukan Tuhan. Maka pantas sekali jika dia tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat yang menimpa dirinya maupun orang lain. Yesus juga tidak tahu hal yang ghaib, sebab dia bukan Tuhan.

Jadi bukan hanya Nabi Muhammad saja yang tidak bisa mendatangkan manfaat maupun menolak mudharat, tapi demikian juga dengan Nabi Isa as. serta nabi-nabi lainnya, kecuali atas izin Allah atau hanya Allah Swt.


Pendeta Munghujat-Mualaf Meralat (4)

RUKUN IMAN KE-5:
PERCAYA BAHWA YESUS ADALAH NABI YANG PALING DITONJOLKAN DAN DITINGGIKAN AL QUR'AN

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Rukun Iman yang kelima: Percaya kepada nabi-nabi

Agama bangsa Arab mengakui adanya 25 nabi yaitu nabi-nabi 1). Adam, 2). Idris, 3). Nuh, 4). Hud, 5). Shaleh, 6). Ibrahim, 7). Luth, 8). Ismail, 9). Isak, 10).Yakub, 11). Yusuf, 12). Ayub, 13). Zulkifli, 14). Syuaib, 15). Musa, 16). Harun, 17). Daud, 18). Suleiman, 19). Ilyas, 20). Ilyasa, 21).Yunus, 22). Zakaria, 23). Yahya, 24). Isa Almasih, 25). Muhammad, (hal. 11).

Sudah tentu dari 25 orang nabi tersebut di atas maka yang paling ditonjolkan dan ditinggikan oleh Al Qur'an hanyalah nabi Isa Almasih, sedangkan ke 24 nabi lainnya diceriterakan hanya secara sepintas saja. Bukan hanya dalam Al Qur'an Isa Almasih ditonjolkan dan ditinggikan, tetapi juga dalam Hadits Shahib Bukhari dan Hadits Shahih Muslim.

Simaklah bukti-bukti di bawah ini untuk mendukung kebenaran pernyataan di atas:

- Isa Almasih dilahirkan dari seorang perawan suci Maryam (surat 3 Aali Imraan ayat 42).
- Isa Almasih dilahirkan dari Roh Allah (surat 4 An Nisaa ayat 171).
- Isa Almasih diperkuat dengan Roh Kudus (surat 2 Al Baqarah ayat 253).
- Isa Almasih menciptakan burung yang identik dengan Allah menciptakan manusia (surat 5 Al Maidah 110, surat 3 Aali Imraan ayat 49).
- Isa Almasih adalah manusia suci oleh sebab itu tidak berdosa (surat 19 Maryam ayat 19).
- Isa Almasih yang tertinggi kedudukannya didunia dan akhirat (surat 3 Aali Imraan ayat 45).
- Isa Almasih langsung berbicara firman Allah sejak bayi (Maryam 19:30-32).
- Isa Almasih dilahirkan, diwafatkan dan dibangkitkan hidup kembali (Maryam 19:33).
- Isa Almasih disamakan kejadiannya seperti kejadian Adam (Aali Imraan 3:159).
- Isa Almasih menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati (Aali Imraan 3:49).
- Isa Almasih adalah orang yang paling kudus oleh sebab itu tidak bisa disentuh setan (Hadits Shahih Bukhari 1493).
- Isa Almasih lahir firman Allah oleh Roh Allah dan firman kalimahNya (Hadits Shahih Bukhari nomor 1496).
- Isa Almasih adalah hakim yang adil pada akhir zaman (Hadits Shahih Bukhari nomor 1090 dan Hadits Shahih Muslim nomor 127). (hal. 12-14).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Apa yang dipaparkan Himar Amos tersebut sebenarnya bukan pemikirannya sendiri, melainkan murni menjiplak tulisan penginjil seniornya, Dr. Ev. Suradi Ben Abraham. Sebelumnya, Suradi telah menulis ayat-ayat tersebut dalam brosur Kristen yang berwajah Islam "Dakwah Ukhuwah" dua seri. Pembaca bisa membaca jawaban tuntas kami dalam dua buku kami sebelumnya, yaitu: "Muallaf Meluruskan Pendeta" dan "Muallaf Mambimbing Pendata Ke Sorga".

Memang, ada kecenderungan baru dalam dunia penginjilan. Para pendeta, evangelis dan missionaris lebih suka mengutip ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits Nabi yang dianggap mendukung doktrin Kristen tentang ketuhanan Yesus. Dengan demikian, mereka berharap agar kaum muslimin akan dapat ditarik ke Kristen dengan mudah.

Tetapi, usaha ini akan sia-sia saja. Buang-buang energi percuma saja. Sebab umat Islam sudah memiliki dasar tauhid yang pasti dan mantap. Dalam hal iman kepada para nabi Allah, umat Islam tidak membeda-bedakan semua nabi Allah (Qs. Al Baqarah 285). Sebab semua nabi sama-sama mengajarkan tauhid dan menentang syirik (Qs. 21:35).

Apapun gelar dan titel yang dipikul oleh Yesus (Nabi Isa as), semua bisa diterima umat Islam, kecuali gelar bahwa Yesus Tuhan, Yesus Anak Tuhan, Yesus Penjelmaan Tuhan, Yesus Juru Selamat Penebus dosa, dll.

Jadi, usaha Himar Amos dan Ev. S. Ben Abraham untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, sernuanya akan sia-sia tak bermakna dengan alasan:

Pertama, banyaknya mukjizat Yesus sama sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan atau penjelmaan Tuhan. Sebab semua mukjizat yang ditunjukkan itu terjadi atas izin Allah (bi idznillah), bukan atas kehendak Isa as. sendiri. Tanpa izin Allah, tidak ada satu pun mukjizat yang bisa dia lakukan. Jadi yang hebat itu bukannya Isa as. tapi Allah Swt.

Tentang mukjizat yang aneh-aneh dan ajaib tersebut, tidak usah terlalu diistimewakan. Sebab Allah memberikan berbagai mukjizat kepada para nabi yang diutusnya sesuai dengan kebutuhan zaman masing-masing nabi.

Jadi, mukjizat yang dimiliki Yesus tidak menunjukkan bahwa dia memiliki unsur ketuhanan. Lagi pula, setelah Yesus tidak ada di dunia, semua mukjizatnya punah tanpa ada seorang pun yang mewarisinya.

Semua kehebatan Yesus hanya tinggal kisah saja, tak ada pengikut beliau yang mewarisi. Sampai detik ini, tak ada pendeta ataupun pastur yang bisa berjalan di atas air, mendatangkan makanan dari langit, menghidupkan mayat, serta menyembuhkan orang buta sejak lahir, dll. seperti yang dilakukan Yesus.

Inilah yang membedakan antara Nabi Isa (Yesus) dengan Nabi Muhammad saw. Yesus pergi menjnggalkan dunia tanpa meninggalkan kitab suci, sedangkan Nabi Muhammad wafat dengan mewasiatkan pusaka peninggalan Al Qur'an wahyu Allah.

Hebatnya, mukjizat Nabi Muhammad yaitu Al Qur'an, sampai saat ini masih dapat disaksikan dan diwarisi oleh umat Islam. Sampai kapanpun Al Qur'an tidak akan pernah mengalami perubahan. Hebat, bukan ?

Kedua, semakin banyak dan semakin hebat bin aneh mukjizat Yesus, justru semakin membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Dalam hal ini, yang hebat bukanlah Yesus selaku penerima/diberi mukjizat, melainkan Allah yang mencipta dan memberi mukjjzat.

Tanpa karunia hadiah dari Allah, mustahil Yesus dapat menunjukkan mukjizat. Jangankan membuat mukjizat, menguap saja, Yesus tidak bisa bila tanpa karunia Allah. Yesus tidak dapat berbuat apa-apa.

"Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku." (Yohanes 5:30).

Usaha Himar Amos untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan mencari-cari ayat Al Qur'an dan Hadits Nabi tidak akan membuahkan hasil, sia-sia belaka. Bahkan merugikan Kristen sendiri.

Sebab hal itu berarti Himar Amos tetah mengkebiri kitab sucinya sendiri. Dalam Bibel tidak terdapat satu pun ayat yang menyatakan bahwaYesus bersabda: "Akulah Allah, sembahlah aku". Tidak ada! Justru banyak sekali bukti dalam Bibel bahwa Yesus adalah manusia, bukan Tuhan. Buktinya:

a. Segala kehendak Yesus disetir Tuhan
"Aku tidak dapat beruat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan panghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehandakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku" (Yohanes 5:30).

b. Yesus bersyukur kepada Tuhan
"Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang barkenan kepada-Mu." (Matius 11:25).

c. Yesus leblh kecil dari Tuhan
"Kamu telah mendangar, bahwa aku tetah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu akan bersukacita karena aku pergi kepada Bapaku, sebab Bapa lebih besar dari pada aku." (Yohanes 14:28).

d. Yesus pergi menghadap Tuhan
"Sekarang aku pergi kapada Dia yang telah mengutus aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepadaku: Ke mana engkau pergi?" (Yohanes 16:5).

Segala kehendak Yesus disetir Tuhan, Yesus bersyukur kepada Tuhan, Yesus lebih kecil daripada Tuhan dan Yesus pergi menghadap Tuhan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, Yesus tidak sama dengan Tuhan dan bukan satu pribadi dengan Tuhan.

Jadi, sekali lagi, usaha Himar Amos untuk mengelabuhi dan membujuk halus kaum muslimin agar mau mempertuhankan manusia Yesus tidak akan pernah berhasil. Sebab umat Islam tidak akan mempertuhankan Yesus karena takut dikatakan sebagai 'orang kafir' dan diancam dengan hukuman neraka oleh Al Qur'an surat Al Maa-idah 72.

"Sungguh kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih sendiri telah berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu'. Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya Allah haramkan surga atasnya, dan tempatnya di neraka, dan tidaklah ada penolong bagi orang-orang yang zalim."


Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.

Pendeta Munghujat-Mualaf Meralat (3)

Rukun Iman ke 3 : Percaya kepada Bibel yg diterjemahkan & masuk Qur'an

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Percaya kepada Wahyu yang diturunkan Allah

Umat Islam mengakui ada 4 kitab yang diwahyukan yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Oleh sebab itu penganut agama bangsa Arab harus percaya kepada empat kitab suci tersebut.

Mengapa Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama bangsa Arab? Hal ini disebabkan sebahagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur (Mazmur) dan Injil yaitu kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disebut Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al Qur'an. Hal ini dikonfirmasikan pada ayat-ayat Al-Qur'an sebagai berikut:

"Dan sesungguhnya Al-Qur'an dalam induk Alkitab di sisi Kami adalah tinggidan penuh hikmat." (Az Zukhruf 43:4). (hal. 6-7).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Tuduhan murahan seperti itu sudah sejak lama dan terlalu sering dilontarkan pihak Kristen untuk mengguncang kemuliaan Al-Qur'an. Kuno!! Karena mereka kurang memahami isi kandungan Alkitab/Bibel dan buta akan Al Qur'an, ditambah lagi dengan kebencian dan antipati terhadap Islam dalam hati dan pikiran mereka.

Kalaupun dikatakan bahwa Al-Qur'an mengandung unsur Taurat, Zabur dan Injil, itu bukan masalah. Tetapi itu bukan berarti bahwa Nabi Muhammad saw yang memasukkan unsur-unsur tersebut dalam Al Qur'an, sama sekali bukan. Yang memasukkan unsur-unsur Taurat, Zabur dan Injil kedalam Al Qur'an adalah Allah Swt. sendiri melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.

Adanya persamaan ayat antara Al Qur'an dengan ketiga kitab tersebut, tentu saja bukan berarti Al Qur'an menjiplak dari ketiga kitab itu. Tapi karena memang sumbernya sama, yaitu sama-sama dari Allah Swt. Tentu saja yang masuk ke dalam Al Qur'an itu adalah firman-Nya yang benar dan belum diubah oleh umat Yahudi dalam ketiga kitab sebelumnya. Sebab ayat-ayat tersebut merupakan wahyu yang diwahyukan kembali oleh Allah Swt. kepada baginda Muhammad saw.

Oleh sebab itu semua keterangan tentang kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya itu telah tercakup dalam satu kitab saja yaitu Al Qur'an.

Tentu saja yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini bukan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dalam Bibel milik umat Kristen seperti sekarang ini. Kitab yang ada sekarang ini sudah tidak asli lagi, melainkan sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.

Tertiadap kitab Taurat, Zaburdan Injil yang ada sekarang ini, Rasulullah berpesan agar jangan percaya keseluruhannya dan jangan pula ditolak keseluruhannya. Itu berarti di dalamnya masih mengandung kebenaran, walau sedikit.

Ayat-ayat yang masih benar dan asli itu misalnya dalam Kitab Ulangan 6:4 tentang keesaan Tuhan, ini tidak bertentangan dengan Al Qur'an dan bisa diterima. Sedangkan kitab Roma 10: 9 yang menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan, ini jelas ditolak umat Islam karena bertentangan dengan Al Qur'an.

Tentang mana ayat yang benar, mana ayat yang tidak benar, mana yang ditambah, dikurangi, dirobah dan lain-lain, itulah tugasnya para Kristolog dalam rangka membuktikan kebenaran Al Qur'an. Sebab dengan banyak menemukan kesalahan, pertentangan, kekeliruan, penambahan, pengurangan dan lain-lain dalam Alkitab/Bibel, hal ini justru menambah keyakinan akan kebenaran Al Qur'an sebagai wahyu Allah.

Korelasi Al Qur'an dengan Taurat, Zabur dan Injil

Antara Al Qur'an dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil), masih ada korelasi, antara lain:

1. Kitab-kitab terdahulu sudah tidak orsinil karena dirobah oleh tangan-tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab.

"Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, "Ini dari Allah", karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu" (Qs. Al Baqarah 79).

Maka Al Qur'an sebagai kitab penggantinya, dijamin keotentikannya sepanjang zaman oleh Allah Swt.

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur'an dan sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya." (Qs. Al Hijr 9).

Dalam hal ini, Al Qur'an berfungsi sebagai kitab pengganti untuk menguji ayat-ayat yang telah dirubah tersebut.

"Sesungguhnya Al Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya." (Qs. An Naml 76).

Maka tak heran apabila terdapat persamaan antara Al Qur'an dengan Taurat dan Injil. Sebab sisa-sisa kebenaran dalam Taurat, Zabur dan Injil, diwahyukan kembali oleh Allah Swt. ke dalam Al Qur'an melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.

2. Kitab-kitab suci sebelumnya banyak yang disembunyikan kebenarannya.

"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya tatkala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia". Katakanlah, "Siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui ?" (Qs. Al An'aam 91).
Maka Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjelaskan isi Alkitab yang disembunyikan tersebut.

"Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepada kamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah datang kepada kamu cahaya dari Allah dan Kitab yang terang." (Qs. Al Maa-idah 15).

3. Nabi Musa as. dengan Tauratnya dan Nabi Isa as. dengan Injilnya adalah khusus untuk Bani Israel saja.

"Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil." (Qs. As Sajdah 23).

"Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil." (Qs. Az Zukhruf 59).

Maka Al Qur'an sebagai kitab suci pamungkas diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, untuk seluruh alam semesta, termasuk orang-orang sebelumnya (pengikut Nabi Isa as).

"Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya ? Katakanlah. "Datangkanlah keterangan-keterangan kamu. Al Qur'an ini adalah pengajaran bagi orang-orang yang bersamaku dan pengajaran bagi orang-orang sebelumku". Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui kebenaran, karena itu mereka berpaling." (Al Anbiyaa' 24).

"Dan tiadalah ia (Al Qur'an) melainkan pengajaran untuk semesta alam." (Al Qalam 52 dan At Takwiir 27).

"Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al Qur'an itu) aku memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al Qur'an) kepadanya." (Al An'aam 19).



Rukun Iman ke 4 : Percaya pada Hari Kiamat yg akan diadili oleh yesus
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Percaya kepada adanya akhirat/kiamat.

Menurut agama bangsa Arab kehidupan akhirat adalah kelanjutan dari kehidupan dunia ini. Semua orang yang berbuat baik dan mengikuti ajaran agama bangsa Arab dijanjikan mendapat pahala untuk masuk surga pada hari penghakiman. Sedangkan yang berbuat jahat akan disiksa dalam neraka.

Oleh karena penghakiman adalah awal dari kehidupan sebenarnya, maka perlu untuk diketahui, siapakah sesungguhnya yang menjadi hakim yang adil pada waktu hari penghakiman ini ?

Menurut Hadits Shahih Bukhari, Hadits Shahih Muslim dan Al Qur'an maka yang menjadi hakim yang adil pada waktu hari penghakiman ialah Isa Almasih sebagaimana tertera berikut ini:

1. Hadits Shahih Muslim 127 dan Shahih Bukhari 1090

"Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. Bersabda: "Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi bersedia menerima pemberian." (HR. Muslim No. 127).

"Dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah yang diriku dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam (Isa Almasih) menjadi hakim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan harta kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang jua pun yang menerima." (HR. Bukhari No. 1090).

2. Surat 43 Az-Zukruf ayat 61:

'Dan sesungguhnya dia (Isa Almasih) adalah suatu tanda bagi kiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutlah Aku, inilah jalan yang lurus".

3. Surat 4 An Nisaa ayat 159:

"Dan tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Isa Almasih sebelum matinya, dan pada hari kiamat dia menjadi saksi terhadap mereka".

Dengan demikian menurut ayat-ayat tersebut di atas, Isa Almasih adalah hakim yang adil pada waktu hari penghakiman karena dialah yang berkuasa dan yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi di dunia dan akhirat. (hal. 7-10).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dengan uraian yang sangat ngawur, Himar Amos ingin membuktikan bahwa keselamatan semua manusia di akhirat nanti hanya ada di tangan Yesus. Sebab dialah satu-satunya Hakim Akhir Zaman Yang Maha Adil.

Dengan kengawuran itu, Himar Amos merasa bahwa dirinya adalah pahlawan besar pembela ajaran Yesus. Padahal, kalau dia menyadari, dia akan malu besar dengan tulisannya itu. Sebab tulisan itu justru menunjukkan bahwa Himar Amos tidak punya agama dan dasar pijak berpikir yang jelas.

Islam bukan, Kristen pun tidak! Sebab dia tidak mengikuti ajaran Al Qur'an maupun Bibel yang sama-sama mengatakan bahwa Hakim AkhiratYang Maha Adil itu hanyalah Allah Swt. saja, sesuai dengan ayat Al Qur'an berikut:

"Maka patutkah aku mencari hakim selaln Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan terperinci?" (Qs. Al An'aam 114).

"Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya" (Qs. Yunus 109).

"Sesungguhnya janji-Mu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya" (Huud 45).

"Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya ?" (Qs. At Tiin 8).

Ayat-ayat Bibelnya sebagai berikut:

"Tetapi Allah adalah Hakim, direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain" (Mazmur 75:8).

"Sebab Engkau (Allah, ed.) membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta." (Mazmur 9:5).

"Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat" (Mazmur 7:12).

"Tetapi, TUHAN samesta alam, yang menghakimi dangan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku" (Yeremia 11:20).

"Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim" (Mazmur 50:6).

Dari keterangan Al Qur'an maupun Bibel, ternyata hanya Allah saja satu-satunya Hakim Yang Adil yang akan menghakimi semua manusia, tidak ada yang lain.

Kalau Himar Amos masih tegar tengkuk mempertahankan keyakinan bahwaYesus adalah Hakim Yang Adil pada hari Kiamat, maka dia tidak bisa disebut sebagai umat pengikut Yesus, apalagi sebagai umat Islam. Sebab dia sudah berani melawan aturan Al Qur'an dan Bibel.

Lebih tegas lagi, Yesus berkata dengan sejujur-jujurnya bahwa dia bukan datang untuk menghakimi dunia seperti ayat di bawah ini:

"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia." (Yohanes 3:17).

Yang dimaksud menyalamatkan dalam konteks ayat ini adalah mengajarkan petunjuk dan ajaran yang benar kepada Bani Israel untuk memperoleh keselamatan sorgawi. Jadi bukan untuk menyelamatkan dalam arti menebus dosa semua manusia di bumi ini, tidak !!

Jelaslah bahwa yang benar-benar menjadi hakim dan penyelamat di akhirat nanti hanya Allah Swt., tidak ada yang lain. Bahkan Nabi Isa as. (Yesus) itu sendiri diselamatkan oleh Allah.

Tentang penyelewengan Himar Amos terhadap Hadits Shahih Muslim 127, Shahih Bukhari 1090, Az Zukhruf 61 dan An Nisaa 159, pembaca dapat membandingkan jawaban kami dalam tiga buku kami terdahulu yaitu:
1. Pembelaan Seorang Muallaf
2. Muallaf Meluruskan Pendeta
3. Muallaf Membimbing Pendeta Ke Surga

Sumber: "Pendeta Menghujat Muallaf Maralat", Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.


Pendeta Munghujat-Mualaf Meralat (2)

DIALOG 1 : HUJAT & RALAT ttg RUKUN IMAN
ISLAM AGAMA BANGSA ARAB, HAJI ADALAH UPACARA

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam rukun Islam yang kelima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa itu rukun Islam.

Untuk mengetahui rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami rukun Iman yang merupakan dasar prinsip keimanan dari agama bangsa Arab. (hal. 3).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dalam tiga kalimat tersebut terdapat dua kesalahan istilah yang mendasar dan sengaja dipakai dalam semua uraian dalam buku karangan H. Amos.

Pertama, menyebut Ibadah Haji (rukun Islam yang kelima) dengan istilah 'Upacara Ibadah Haji', ini adalah penghinaan yang nyata kepada umat Islam. Jutaan umat Islam Indonesia dilecehkan H. Amos dengan mengatakan bahwa Ibadah Haji adalah satu bentuk 'upacara'. Jadi, ibadah haji dikonotasikan seolah-olah bukan dari ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia.

Hanya umat Islam dan jamaah haji yang lemah iman saja yang diam tanpa reaksi terhadap penghinaan murtadin Amos tersebut.

Kedua, mengganti istilah nama 'Agama Islam' dengan 'Agama Bangsa Arab', ini pun penghinaan yang sangat jelas dan menantang iman kepada umat Islam seluruh dunia. Dengan istilah 'Agama Bangsa Arab' ini, murtadin Amos menekankan seolah-olah Islam bukan agama untuk seluruh dunia, melainkan agamanya orang yang ada di Arab saja.

Oleh sebab itu, sangat tidak wajar jika Kedutaan Arab Saudi tidak melaporkan pelecehan agama ini kepada pjhak yang berwajib --dalam hal ini pemerintah Indonesia-- karena hal ini jelas merupakan pelecehan secara terang-terangan terhadap bangsa, agama dan nabi mereka. Dan jika mereka mengadukan hal ini kepada pihak yang berwajib, umat Islam pasti akan mendukung.

Dari dua point tersebut, jelaslah bahwa 'tambahan informasi' yang dimaksudkan H. Amos dalam kata pengantarnya adalah tambahan informasi untuk menyulut api permusuhan antar agama.

Buku Amos yang beredar sejak tanggal 25 Desember 1997 itu, sampai saat ini sudah dua tahun beredar kepada puluhan ribu pembaca. Berarti, sudah dua tahun pula Drs. H. Amos menantang umat Islam secara umum.

Rukun Iman ke 1 : Percaya kepada yang Ghaib
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Dalam agama bangsa Arab, ada enam prinsip keimanan, yaitu: percaya kepada yang ghaib, percaya kepada malaikat, percaya kepada wahyu yang diturunkan Allah, percaya kepada adanya akhirat/kiamat, percaya kepada nabi-nabi dan percaya kepada qadar atau takdir. (hal. 3).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Di sini terlihat jelas betapa picik dan tololnya Drs. H. Amos. Tolol dan piciknya besar sekali.

Tolol besar, karena tidak tahu kalau dirinya masih belum paham Islam dan tak punya iman di dada, tapi sudah nekad mengajarkan Islam dan Iman dalam bukunya.

Picik besar, karena sengaja memilih kata-kata dan kalimat yang negatif untuk menggambarkan Islam. Mengganti kata iman dengan kata percaya, jelas sangat keliru. Kata iman jauh lebih luas dibandingkan kata percaya.

Iman adalah kepercayaan yang ada dalam sanubari, yang diikrarkan secara lisan dan diamalkan dalam bentuk rukun-rukun.

Kemudian H. Amos mengatakan bahwa rukun iman yang pertama dalam Islam adalah "percaya kepada yang ghaib", ini adalah kesalahan besar yang disengaja untuk menimbulkan kesan yang jelek tentang Islam. Seolah-olah, umat Islam harus beriman kepada hal-hal yang bersifat ghaib, misalnya: setan, dhemit, gendruwo, mak lampir, jailangkung, dan lain-lain. Padahal bukan demikian ajaran Islam.

Susunan rukun iman yang benar dalam Islam adalah sesuai dengan ajaran hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Suatu hari Jibril bertanya kepada beliau tentang iman. Maka beliau menjawab dengan sabdanya sebagai berikut:

"Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada Hari Kiamat dan beriman kepada Qodar (takdir) yang baik maupun yang buruk" (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab).

H. Amos adalah Himar Amos

Dengan terlalu minimnya wawasan Amos tentang Islam, maka kami tidak yakin bahwa nama H. Amos berarti Haji Amos. Sebaliknya, kami yakin bahwa H. Amos adalah kependekan dari Himar Amos.

'Himar' dalam bahasa Arab berarti binatang sejenis keledai tunggangan. Binatang jenis ini termasuk binatang yang paling bodoh. Makna filosofi himar dilukiskan Al Qur'an dalam ayat-ayat di bawah ini: "Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara himar (keledai)." (Qs. Luqmaan 19).

Rukun Iman ke 2 : Percaya kepada Malaikat Jahat & Baik
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

2. Percaya kepada Malaikat

Dalam iman Islam, pembantu Allah adalah malaikat-malaikat, yaitu makhluk yang tidak tampak dan masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu terdiri dari dua kelompok, yakni malaikat yang baik dan malaikat yang jahat.

a. Malaikat yang baik terdiri dari:

- Malaikat Penghulu, yaitu:
Jibril (malaikat yang menyampaikan wahyu), Mikhael (malaikat pemelihara), Israfil (malaikat malapetaka), Izrail (malaikat kematian), Malik (malaikat penjaga neraka), Ridwan (malaikat penjaga surga).

- Malaikat yang memerintah, yaitu: malaikat pencatat, pemakai-pemakai mahkota dan penanya orang mati (malaikat Munkardan Nakir).

b. Malaikat yang jahat terdiri dari:

Iblis atau setan yaitu malaikat jatuh dan Jin, yang tergolong dua, yakni muslim dan jin Kafir (surat 72 Al Jin ayat 14). Adapun Jin Muslim dianggap baik karena mengakui Muhammad sebagai rasul. Tetapi baik jin Muslim maupun jin kafir kedua-duanya adalah iblis (surat 6 Al Anaam ayat 128, surat 18 Al Kahfi ayat 50). (hal. 5).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Dari uraian itu.jelas sekali nampak bahwa Himar Amos sedang atraksi memamerkan ketololannya. Kalau memiliki pengetahuan Islam atau Al Qur'an, tidak mungkin dia menulis uraian yang keliru semacam itu. Sebab pendapat semacam itu hanya bisa dilontarkan oleh orang yang betul-betul awam dan buta datam hal Islam. Maka sungguh pantas bila penulis semacam itu disebut sebagai Sarjana Murtadin Himar Amos.

Dalam Islam tidak ada ajaran yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat. Menurut Islam, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang terpelihara dari segala kesalahan dan dosa, karena malaikat tidak diberi nafsu. Semua malaikat tunduk dan patuh kepada perintah Allah. Tidak ada istilah malaikat pembangkang dalam Islam. Tidak ada satu pun keterangan dalam Al Qur'an yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat.

Semua malaikat itu tunduk, patuh dan taat kepada segala perintah Allah tanpa tawar-menawar sedikit pun, sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:

- An Nahl 49-50 yang menyatakan bahwa malaikat tidak sombong, melainkan takut kepada Allah serta patuh melaksanakan perintah-Nya.
- Al Anbiyaa 19-20 dan 27 yang menyatakan bahwa malaikat patuh kepada Allah.
- At Tahrim 6 yang menyatakan bahwa malaikat tidak mendurhakai perintah Allah.

Lebih konyol lagi, Drs. Himar Amos menerangkan bahwa jin adalah bagian dari malaikat yang jahat. Ini sama sekali tidak benar. Menurut Islam, jin itu tercipta dari api, sedangkan malaikat dari cahaya (nur). Dari segi penciptaannya saja sudah berbeda. Perhatikan hadits berikut:

"Dari Aisyah r.a. dinyatakan, sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda: "Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nuur) dan jin itu diciptakan dari percikan api (naar), sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang sudah engkau kenal." (HR. Muslim).

Malaikat masuk neraka dalam ajaran Kristen

Setelah kami selidiki, ternyata Himar Amos keliru paham terhadap Islam tersebut berangkat dari pemahaman akan keterangan Bibel yang diajarkan oleh para pendeta dan evangelis seniornya.

Sebab dalam Alkitab atau Bibel disebutkan bahwa malaikat itu ada yang baik dan ada yang jahat. Mari perhatikan ayat-ayat berikut ini:

1. Malaikat pembangkang dan tidak taat ?
"Dan bahwa ia (Yesus. ed.) menahan malalkat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kakuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar" (Yudas 1:6).

2. Iblis bisa menyamar jadi malaikat gadungan?
"Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun manyamar sebagai malaikat Terang." (II Korintus 11:14).

3. Malaikat diadili manusia?
"Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan manghakimi malaikat-malaikat? Jadi apa lagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari." (I Korintus 6:3).

4. Malaikat masuk ke neraka berkumpul jadi satu dengan ibils.
"Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang yang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya." (Matius 25:41).

Ayat-ayat Alkitab di atas mengajarkan bahwa malaikat ada yang tidak taat dan ada iblis yang bisa menyamar jadi malaikat. Bahkan malaikat akan diadili oleh manusia. Lucunya, malaikat akan masuk neraka bersama-sama dengan iblis.

Kalau melihat malaikat saja belum pernah, bagaimana mungkin ada manusia yang akan menilai, kesalahan dan menghakimi malaikat??!! Justru malaikatlah nanti yang akan menghakimi manusia, sebab selama hidupnya manusia senantiasa diawasi oleh malaikat.

Kalau begitu, fungsi malaikat Tuhan dalam kepercayaan Kristen itu macam apa ? Apakah umat Kristen harus mengadakan ujian/testing terhadap malaikat yang diutus Tuhan ?

Apakah kalau malaikat pencabut nyawa yang datang kepada mereka, mesti ditanya, dites dan dibuktikan dulu apakah dia itu benar-benar malaikat yang diutus oleh Tuhan atau iblis yang menyamar jadi malaikat ? Lucu, bukan ??



Demikianlah ajaran Bibel tentang malaikat yang sangat kacau dan meragukan.

Pendeta Menghujat - Muallaf Meralat (1)

Buku Pendeta Menghujat - Muallaf Meralat
Oleh : H. Insan L.S. Mokoginta


Pengantar Editor - Gerakan Dakwah dan Missi


imageDalam keberagaman agama dan kepentingan agama, kerukunan hidup antarumat beragama yang harmonis adalah syarat mutlak yang diperlukan untuk tercapainya masyarakat madani yang adil makmur sentosa, gemah ripah loh jinawi kerto tentrem raharjo

Tetapi, menciptakan iklim kerukunan hidup antarumat beragama tidak semudah menyusun teori toleransi dalam sebuah seminar atau di atas mimbar ceramah.

Dibandingkan agama-agama lainnya, Islam dan Kristen memiliki potensi paling kuat untuk melahirkan konflik antaragama. Konflik ini terjadi karena adanya gesekan Dakwah Islamiyah dan Missi Kristenisasi. Untuk mengatasi gesekan kedua agama tersebut, bukan Dakwah dan Missi yang harus dilarang dan dihilangkan. Sebab membela dan menyebarkan keyakinan agama adalah hak asasi manusia. Di sini, kedua agama dituntut untuk berbesar jiwa dan berlapang dada untuk sama-sama tidak mengganggu hak agama orang lain.

Nampaknya, pihak Kristen tidak bisa menyepakati statemen ini. Mereka lebih suka menempuh teori Machiavelli, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Teori Machiavelli sangat berbahaya. Karena untuk tujuan kesejahteraan ekonomi caranya boleh merampok, untuk kemakmuran boleh menipu, untuk hidup boleh membunuh, untuk membenarkan keyakinan boleh mencaci maki, mencela dan melecehkan keyakinan agama lain.

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa cara inilah yang sering kali dipakai para missionaris untuk menyebarkan Injil dan kekristenan.

Di desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos meyebarkan Kristen dengan cara merusak moral terlebih dahulu. Di sana, para pemuda usia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obat terlarang sampai kecanduan berat. Setelah kecanduan. para pemuda harapan bangsa itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan sambil dicekoki Injil supaya murtad dari Islam. (Republika, 10 dan 12 April 1999).

Sementara di Jakarta, Drs. H. Amos, seorang murtadin, menulis buku berwajah Islam, "Upacara Ibadah Haji" yang isinya memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits, untuk mendangkalkan akidah dan penginjilan. Dipermainkannya ayat-ayat ilahi untuk melecehkan Islam demi untuk menjunjung tinggi kekristenan.

Membaca buku-buku tersebut, umat Islam pasti akan terpancing emosinya. Sebab dikatakan bahwa Tuhan yang disembah setiap hari adalah berhala batu hitam, Islam adalah agama Bangsa Arab, Nabi Muhammad pernah memperkosa Siti Aisyah dan lain-lain penghujatan yang pedas.

Apabila dibiarkan tanpa ada tindakan antisipasi, maka peredaran buku-buku tersebut bisa menganggu hubungan Islam dan Kristen, bahkan bisa memicu tindak kekerasan dari pihak Islam yang imannya diserang terlebih dahulu. Secara otomatis, Drs. H. Amos telah merusak kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia.

Buku yang ada di tangan pembaca ini disusun oleh H. Insan L.S. Mokoginta (muhtadin mantan Katolik), bukan untuk menghasut, memprovokasi atau mengagitasi umat Islam agar bangkit melakukan perlawanan fisik dalam melampiaskan reaksi atas kekurangajaran H. Amos. Sebaliknya, buku ini disajikan untuk meluruskan dan meralat semua hujatan Kristen, dalam rangka meredam amarah dan mengobati luka-luka umat Islam.

Semoga melalui buku ini pembaca dapat memperolah hidayah Allah. Amien.

Sambutan KH. Abdullah Wasia'an


Berbagai macam cara ditempuh oleh pihak Wa lan Tardho untuk mendangkalkan akidah umat Islam, agar beralih kepada agama Kristen yang mereka yakini sebagai satu-satunya jalan kebenaran hidup.

Murtadin Drs. A. Poernama Winangun alias H. Amos menyusun buku-buku gaya Islam dengan mengutip, menyelewengkan dan mengomentari terjemah Al-Qur'an dan Hadits tanpa mengutip ayat Bibel sama sekali. Tujuannya untuk memurtadkan umat Islam. Gerakan pemurtadan model ini sangat berbahaya, ibarat serigala berbulu domba.

Ketika membaca buku-buku karya H. Amos, kami teringat kepada satu dialog yang sangat menarik antara H. Cahyono - pelawak nasional mantan Katolik - dengan teman lamanya yang masih beragama Kristen.

Kata orang Kristen, "Cahyono, kamu kok nekad amat, berani pindah agama ke Islam. Bagaimana seandainya nanti pada Hari Penghakiman ternyata Kristen yang benar?"

Dengan bijaksana Cahyono menjawab, "Andaikata nanti Kristen yang benar, saya tidak akan rugi karena saya tidak akan disiksa oleh Tuhan. Sebab saya tidak pernah menyakiti, menghina dan melecehkan Yesus. Islam sangat menghormati Yesus sebagai nabi dan rasul Allah dengan ucapan alaihis salam (semoga selamat sejahtera terlimpah atas beliau). Tetapi, jika kelak terbukti bahwa Islam yang benar, maka orang Kristen akan disiksa di neraka. Sebab orang Kristen tidak menghormati Nabi Muhammad, bahkan menghujat beliau."

Semua ungkapan tokoh Kristen tentang Islam begitu menyakitkan. Maka sangat pantas apabila almarhum Khomeini, pemimpin Iran menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Salman Rushdie yang menghujat Nabi Muhammad dan Islam dalam bukunya 'The Satanic Verses'.

Berbeda dengan Khomeini, dalam menyikapi serangan missionaris yang mendiskreditkan Islam, H. Insan L.S. Mokoginta - muhtadin mantan Kristen – justru menyusun buku jawaban balik 'Pendeta Menghujat Muallaf Meralat'. Tindakan ini sangat tepat, benar dan Islami.

Setelah membandingkan buku hujatan Islam karya Drs. A. Poernama Winangun (H. Amos) dan buku jawaban H. Insan L.S. Mokoginta ini, maka kami menghimbau kepada H. Amos dan pendeta lainnya yang tergabung dalam Christian Centre Nehemia Jakarta, agar sebelum mengungkapkan Islam kepada orang lain, terlebih dahulu belajar serius secara mendalam. Sebab jika tidak, justru akan merugikan pihak Kristen sendiri.

Sebagai buktinya, dapat dikemukakan tentang apa yang telah dilakukan oleh H. Amos. Melalui pendidikan evangelis, buku-buku maupun ceramah-ceramah, dia mengajarkan kepada umat Kristen bahwa umat Islam menyembah Hajar Aswad.

Tanpa disadari, hal ini justru akan mempermalukan dan merugikan umat Kristen sendiri. Suatu ketika apabila kader Kristen terlibat dialog dengan kader Islam, maka anggapan bahwa Allah adalah Hajar Aswad tersebut akan dicibir, ditertawakan dan djanggap sebagai orang yang picik ilmu oleh pihak Islam. Sebab umat Islam mencium Hajar Aswad bukan untuk menyembah. Melainkan semata-mata sebagai rangkaian ibadah haji yang bersifat ritual.

Segala aturan ibadah dalam Islam berdasarkan dalil Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang sifatnya tauqifiy (statis) dan tidak bisa diganggu gugat.

Dalam Kristen, aturan ritual ibadah dan iman juga tidak bisa diganggu gugat (dogmatis). Narnun perlu diketahui bahwa dogma iman dan ibadah dalam Kristen tidak berdasarkan pada ajaran Yesus dalam Injjl. Dogma Kristiani semata-mata berasal dari aturan para pemimpin agama yang bersumber kepada ajaran Paulus. Hal ini tersebut dalam surat Paulus kepada jemaat Roma 7:6, yaitu cara ibadah baru (cara rohani) bukan dengan rukun-rukun sebagaimana ajaran Taurat bahwa ibadah dengan wudhu, sujud, dan lain sebagainya.

Terhadap ungkapan emosional para pendeta dan missionaris bahwa Islam dan Nabi Muhammad adalah nabi khusus untuk Bangsa Arab, perlu ditunjukkan berikut ini komentar sarjana terkemuka Eropa tentang kemuliaan Islam.

Sir Charles Edward Archibald Watkin Hamilton [*] dalam buku "Mohammedanism" halaman 47 mengatakan: "Thus Islam, although a religion physically centred on Mecca, is not an Arabian religion" (Jadi, Islam adalah agama yang dilahirkan di kota Mekkah, namun bukan Agama Bangsa Arab).

George Bernard Shaw, budayawan dan kritikus kaliber internasional dari Inggris mengatakan: "Er musz viel mehr geradezu des Heiland der Menschklichkeit genant werden". Artinya: Seharusnya Muhammad disebut sebagai Juruselamat untuk seluruh manusia.

Memang, para tokoh Kristen memiliki satu kecenderungan untuk mengungkapkan Islam kepada orang lain, tanpa mempelajari Islam secara mendalam terlebih dahulu. Dan ini justru akan merugikan pihak Kristen sendiri.

Seperti yang dilakukan oleh Pendeta dr. Suradi, Pendeta Matius, Penginjil Jansen Litik, dan lain-lainnya. Mereka mempermasalahkan kalimat "Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa" dalam Islam. Anggapan mereka, kalau demikian berarti Tuhannya umat Islam itu ujudnya zat (benda). Zat ada tiga macam, yaitu zat cair, gas dan padat. Mustahil kalau Tuhannya umat Islam itu zat cair mirip Aqua atau zat gas yang mirip elpiji. Satu-satunya yang mungkin, Tuhan umat Islam adalah zat padat. Sebab umat Islam menyembah Allah dalam shalat selalu menghadap Ka'bah di Mekkah.

Anggapan keliru ini mereka ajarkan di gereja-gereja tanpa menanyakan lebih dahulu kepada umat Islam. Sekali lagi, ini justru sangat merugikan dan menjatuhkan gengsi umat Kristen.

Suatu ketika apabila kader gereja berdialog dengan kader muslim, maka pihak Kristen akan dikatakan sebagai orang yang tolol dan kerdil nalarnya. Sebab tidak mengetahui apa beda antara zat dan sifat.

Zat adalah lawan daripada sifat. Misalnya, seekor gajah sirkus. Gajah itu memiliki sifat: halus, tidak beringas dan lucu. Adapun zatnya (ujudnya) adalah berbadan besar, memiliki belalai, matanya sipit, telinganya lebar, dan lain-lain.

Sedangkan dalam Islam diajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa, ini berarti: Allah memiliki sifat Maha Kuasa. Bagaimana dengan Zat-Nya (Ujud-Nya) ? Al-Qur'an mengatakan "Laysa kamitslihi syay-un", artinya: tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai Allah.

Sebaliknya, jika kader muslim tersebut mengerti Kristologi, maka dia akan menyerang balik dengan mengatakan bahwa Tuhan dalam ajaran Kristen itu bertingkah aneh-aneh dan tidak masuk akal. Dalam kitab Kejadian 32:28 Tuhan turun ke bumi menjelma menjadi manusia, lalu duel dengan NabiYakub sampai kalah. Tuhan kok, kalah? Dalam Injil Yohanes 1: 32 Tuhan menjelma menjadi seekor burung merpati. Datam Injil Yohanes 1: 14 Tuhan menjelma menjadi manusia Yesus yang akhirnya menurut Kristen, Tuhan Yesus disiksa sampai mati tragis di atas gantungan tiang salib.

Sampai disini, maka pemuda Kristen jemaat gereja terdiam seribu bahasa tak berkutik dalam dialog alias terpukul knock out. Apa ini tidak memalukan dan merugikan pihak Kristen?

Saya percaya, sewaktu membaca jawaban balik H. Insan L.S. Mokoginta ini, Drs. A. Poernama Winangun (H. Amos) dan para pendeta atau missionaris lainnya tidak bergeming pendiriannya dalam Kristen karena gengsi. Namun yang penting, para pembaca Kristen lain yang memakai nalar dapat mengetahui dan membandingkan kebenaran Islam dengan ajaran Kristen.

Terlebih penting lagi, buku ini dapat membentengi umat Islam dari usaha pendangkalan akidah, sehingga semakin teguh tak tergoyahkan imannya oleh berbagai tulisan, rayuan dan serangan iman dari umat Kristen. Bahkah semakin mantap dalam keyakinan bahwa Innaddiina ‘indallohil islam.

Tulisan H. Insan L.S. Mokoginta ini adalah amar ma'ruf nahi munkar yang jauh dari sifat sentimen terhadap Kristen. Bahkan sangat sesuai dengan kitab suci umat Kristen:

"Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat dan ia tidak berbalik dari kejahatan dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya. Tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu" (Yehezkiel 3:19).

Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah-Nya kepada pembaca buku ini.

Sidoarjo, 9 Juni 1999

(K.H. Abdullah Wasi'an)

[*] Tokoh negarawan dan bangsawan Inggris terkemuka, masuk Islam pada tanggal 20 Desember 1923 dengan nama Islam Sir Abdullah Archibald Hamilton.

Sambutan Ketua FAKTA
Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan)


Dalam hal pemurtadan dan permusuhan pihak Yahudi dan Kristen terhadap Islam, jauh sebelumnya Allah Swt. sudah memberikan sinyalemen dalam Kitab Suci:

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu, sehingga kamu mengikuti agama (millah) mereka" (Qs. Al Baqarah 120).

Kebenaran ayat ini terbukti dengan berbagai fenomena maraknya Kristenisasi di kalangan masyarakat, antara lain beredarnya tulisan-tulisan --baik berupa brosur maupun buku-buku-- yang memutar-balikkan pemahaman Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw.

Salah satu contoh konkritnya adalah buku berjudul "Upacara Ibadah Haji” karya Drs. H. Amos (Himar/keledai Amos ?) yang dengan begitu berani dan liciknya melecehkan Allah, Nabi Muhammad, agama Islam dan umat Islam.

Bagi orang yang memiliki wawasan Al-Qur'an dan pengetahuan tentang Bibel, buku tersebut tidak ada dampaknya sama sekali. Bahkan jelas sekali nampak kebodohan dan kebohongan Drs. Himar Amos, yang nama aslinya adalah Drs. A. Poernama Winangun, seorang murtadin.

Tetapi, bagi kaum awam, buku Upacara Ibadah Haji tersebut sangat berbahaya dan menuntut sebuah solusi yang bijaksana.

Sebagai salah satu solusinya, para tokoh masyarakat, majelis taklim, mubaligh, pemuda masjid, lembaga-lembaga dakwah dan aktivis Islam lainnya membentuk Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) di Cimanggis tanggal 25 April 1998 (28 Dzul Hijjah 1418 H).Tujuan utamanya adalah untuk mengantisipasi bahaya Kristenisasi dan missi pemurtadan.

Dalam menyikapi buku Upacara Ibadah Haji, FAKTA merasa berkewajiban untuk menjawab, meluruskan dan mengungkap kebohongan dan kebodohan buku tersebut.

Untuk menjawabnya, tidak perlu seorang kiyai, ulama atau ustadz yang turun tangan. Dengan jawaban Bpk. H. Insan LS. Mokoginta yang muallaf mantan Kristen saja sudah tebih dari cukup.

Jawaban beliau itulah yang sekarang ini kami hidangkan ke hadapan pembaca. Pembaca sekalian, baik dari Islam maupun Kristen, bisa menilai dengan obyektif, siapa yang lebih rasional dan ilmiah, hujatan H. Amos (mantan muslim) ataukah ralat H. Insan (mantan Kristen).

Dengan buku ini, insya Allah semakin terbukti bahwa agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.

Semoga jerih payah dan usaha FAKTA ini mendapatkan berkah dari Allah Swt, Amien.



Jakarta, 8 Mei 1999

(Drs. H. Ramly Nawai, M.Sc.)