Oleh: KH Abdullah Gymnastiar
Ramadhan merupakan puncak amal sholeh. Berusahalah sekuat tenaga dan kemampuan untuk benar-benar memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini, mengejar ampunan pada sisa-sisa malam-malam terakhir Ramadhan ini, dimana doa-doanya sangat mustajab. Semakin hari harus semakin yakin kepada Allah. Hanya Allah tempat bersandar.
Yakin kepada Allah merupakan kekayaan termahal, karena akan memunculkan ketenangan luar biasa. Melihat pesona duniawi tidak akan mengagumkan dirinya, karena memahami dunia hanya tempat mampir sebentar, dan segala kesenangannya hanyalah kesenangan yang semu, fatamorgana.
Rasul saw tidak memerlukan istana, mahkota dan tanda jasa, juga tak ada kemewahan, walau beliau seorang kepala negara dan pemerintahan. Bahkan pengaruhnnya semakin hari semakin meluas. Justru kemuliaannya tidak beliau tampakkan dari pencapaian kemewahan duniawi, tapi karena keyakinannya kepada Allah. Sebab kemuliaan tidak datang dari kesombongan, pamer dan penindasan, tapi dari ketawadu’an (rendah hati), zuhud (kesederhanaan), waro’ (hati-hati).
Puncak akhlak Rasulullah saw adalah keyakinannya kepada Allah. Ramadhan ini harus ditutup dengan memiliki hati yang semakin yakin ke pada Allah. Sukses Ramadhan adalah semakin bertambah keyakinan kepada Allah. Semua ibadah harus menambah keyakinan dan amal sholehnya berbekas pada hati yang hanya berharap kepada Allah.
Keyakinan merupakan kekuatan iman dan keistiqamahan yang dimiliki seseorang sehingga dengannya ia seakan-akan melihat sesuatu yang diyakininya itu seperti melihatnya secara langsung.
Para sahabat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dalam perang Ahzab memberikan keteladanan bagaimana keyakinan itu mereka miliki:
“Dan tatkala orang-orang mu’min melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.’” (QS. Al-Ahzab: 22).
Adapun ciri-ciri keyakinan yang kuat di antaranya juga:
- Tidak mengeluh dalam situasi apapun.
- Tidak berniat untuk membalas dendam terhadap perbuatan zolim orang lain kepada dirinya, justru memaafkan.
- Menebar kasih sayang kepada seluruh makhluk, walau dalam situasi sulit, karena yakin semua dimilki Allah, yang penuh kasih sayang.