Oleh :Muhammad Husain Thabathaba'i
Al-Quran adalah sebuah kitab abadi untuk
semua masa. Hukum-hukumnya berlaku untuk semua manusia. karena itu,
berlaku baik bagi orang yang hadir pada waktu ia turun maupun yang
tidak. Ia sesuai untuk masa yang lalu dan akan datang, sebagaimana ia
sesuai untuk masa sekarang. Sebagai contoh, ayatayat yang menetapkan
suatu hukum bagi kaum Muslimin pada. saat turunnya ayat-ayat itu dengan
keadaan-keadaan tertentu, juga berlaku bagi kaum Muslimin dengan
keadaan-keadaan yang sama pada masa sesudah turunnya ayat-ayat itu; dan
ayat-ayat yang memuji dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang
yang mempunyai sifat-sifat terpuji, atau mencela dan mengancam
orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tercela, berlaku baik bagi
orang-orang di masa turunnya ayat-ayat itu maupun orangorang bukan di
masa turunnya ayat-ayat itu.
Dengan
demikian, sebab turunnya ayat tidak menjadikan ayat itu berlaku hanya
bagi hal yang menyebabkan ayat itu turun. Artinya, bila suatu ayat
diturunkan berkenaan dengan seseorang atau beberapa orang tertentu, maka
ayat itu tidaklah terbatas untuk seseorang atau beberapa orang itu,
melainkan ayat itu berlaku bagi semua orang yang mempunyai sifat-sifat
yang sama dengan mereka yang menjadi sebab turunnya ayat itu. Inilah
yang dalam bahasa hadis disebut sebagai al-jary.
Imam
al-Baqir, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan darinya, berkata kepada
Fudhail bin Yasar, ketika Fudhail bertanya kepadanya tentang hadis
berikut:
"Tidak ada satu ayat pun
dalam Al-Quran yang tidak memiliki zhahr dan bathin. Dan tak ada satu
huruf pun dalam ayat itu, kecuali ia mempunyai had dan setiap had
mempunyai mutthala'. " "Apakah yang dimaksudkan dengan lahir dan batin?"
AlBaqir menjawab: "Zhahr Al-Quran adalah tanzil-nya, dan bathn
Al-Quran adalah takwilnya. Di dalam Al-Quran ada yang telah terjadi, dan
ada pula yang belum terjadi. Ia berjalan sebagai matahari dan bulan.
Setiap ada sesuatu yang datang darinya, sesuatu itu pasti akan
terjadi."1)
Dalam beberapa hadis,
bathn Al-Quran - yakni kesesuaiannya dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi secara terpisah-pisah - dianggap sebagai al-jary.2)
Kelahiran dan Perkembangan Tafsir AI-Quran
Penafsiran
terhadap Al-Quran dan penjelasan tentang maknamakna serta
ungkapan-ungkapannya telah dimulai sejak masa Rasulullah s.a.w. Beliau
adalah guru pertama yang mengajarkan Al-Quran, menjelaskan maksudnya,
dan menguraikan ungkapanungkapannya yang sulit. Allah berfirman:
"Kami telah menurunkan Al-Quran
kepadamu agar engkau menjelaskan kepada manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka. " (QS 16:44)
"Dialah yang telah mengutus di
kalangan orang-orang yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka serta
mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka. " (QS 62:2)
Pada masa Nabi, sekelompok sahabat,
atas perintahnya, membaca Al-Quran, menghapalkan dan mendaiaminya.
Mereka inilah yang dinamakan al-qurra'. Sesudah Nabi dan
sahabat-sahabatnya wafat, kaum Muslimin terus menerus menafsirkan
Al-Quran, sampai sekarang.
Sumber : Buku Mengungkap Rahasia Al Qur'an
Sumber : Buku Mengungkap Rahasia Al Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar