Saudaraku seiman..
Sebagai
ummat Islam selayaknya harus mengetahui tentang keagungan dan keistimewaan
Baginda kita Nabi Muhammad SAW. Dengan pengetahuan tentang Nabi Muhammad
SAW, Insya Allah keimanan kita makin bertambah tebal dan meguat dan diharapkan
jika saat meninggal nanti, kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah,
Amiin… Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : "Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah." (Al-Ahzab : 21).
Ketika Islam telah memiliki pengaruh yang sedemikian kuat dan disegani, dan ketika para
raja-raja di Romawi bergelimang harta, maka Rasulullah masih saja tidur
beralaskan tikar di rumahnya yang sederhana. Kalau ada pakaian yang koyak,
Rasulullah menambalnya sendiri, tidak menyuruh isterinya. Beliau juga memerah
sendiri susu kambing, untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual. Jika mendengar adzan, beliau
cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai
sholat.
Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan..yang mentah
pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar Maka Nabi bertanya, “Belum ada
sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk Sayidatina
‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan’). Aisyah menjawab dengan agak
serba salah, “Belum ada apa-apa wahai
Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu aku puasa saja
hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya. Ini sesuai dengan
sabda beliau, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut
terhadap isterinya.” Prihatin, sabar dan tawadhu’nya baginda SAW sebagai kepala
keluarga.
Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat.
Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun
yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya
setelah selesai sholat :“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan
menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”“Tidak, ya
Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar”“Ya Rasulullah… mengapa setiap kali
tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh
tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas. Akhirnya
Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang
kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar.
Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tuan “Ya Rasulullah! Adakah bila tuan me-nyatakan lapar dan tidak punya
makanan, kami tidak tidak boleh me-nyediakan untukmu ya Rosulullah ? ”Lalu
baginda menjawab dengan lembut,”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah
akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi
beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku,
agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada
yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Ketika pintu
Syurga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih saja berdiri
di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah, Hingga ditanya oleh
Sayidatina ‘Aisyah,“Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah
begini? ”Jawab baginda dengan lunak
.” “Ya
‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin
menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Dalam riwayat lain Imam Ahmad mengeluarkan
dengan isnad yang shahih, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata,
“Umar bin Al-Khaththab ra. bercerita kepadaku, “Aku pernah memasuki rumah
Rasulullah Shallailahu Alaihi wa Sallam, yang saat itu beliau sedang berbaring
di atas selembar tikar. Setelah aku duduk di dekat beliau, aku baru tahu bahwa
beliau juga menggelar kain mantelnya di atas tikar, dan tidak ada sesuatu yang
lain, Tikar itu telah menimbulkan bekas guratan di lambung beliau. Aku juga
melihat di salah satu pojok rumah beliau ada satu takar gandum. Di dinding
tergantung selembar kulit yang sudah disamak.
Melihat kesederhanaan ini kedua
mataku meneteskan air mata. “Mengapa engkau menangis wahai Ibnul-Khaththab?”
tanya beliau “Wahai Nabi Allah,
bagaimana aku tidak menangis jika melihat gurat-gurat tikar yang membekas di
lambung engkau itu dan lemari yang hanya diisi barang itu saja? Padahal Kisra
dan Kaisar hidup di antara buah-buahan dan sungai yang mengalir. Engkau adalah
Nabi Allah dan orang pilihan-Nya, sementara lemari engkau hanya seperti itu.
“Wahai Ibnul-Khaththab, apakah engkau tidak ridha jika kita mendapatkan
akhirat, sedangkan mereka hanya mendapatkan dunia? ”
Saudaraku seiman….,
Begitulah dunia dimata
Junjungan Kita nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Bagaimana dunia di
sisi kita ? Yaa Robb, jadikan Kami lebih mencintai akhirat di banding dunia.
Yaa Rasululloh , Pribadimu Sungguh Menawan Siapa di antara Kita yang
membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak
berlinangan dan hatinya tidak bergetar ? Siapa di antara Kita yang mampu
menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia,
lembut dan tawa-dhu’? Siapa yang
mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang
terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa
Engkau adalah utusan Allah.”?
Ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata,
“Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung
menyalahkan orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela,
melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya
yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya
dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara
kalian.”
Dialah yang dapat menyatu-padukan manusia yang berbagai-bagai
etnik, kaum,bangsa dan yang berlainan warna kulit, bahasa dan budaya bahkan
dapat menanamkan kasih sayang satu sama lain di kalangan manusia, hasil
didikannya melahirkan manusia yang begitu taat dan patuh kepada syariat
Tuhannya, Sangat unggul dalam ketinggian akhlak dan moralnya, mampu menjadikan
dunia bersih daripada noda dan dosa, sukses menjadikan setiap orang rasa
berpuas hati di bawah naungan pimpinannya sekalipun yang mereka bukanlah
termasuk golongan umat Islam, Mereka
merasakan dia adalah pelindung dan penyelamat kepada seluruh makhluk sekalipun
binatang Itulah dia Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, Itulah
dia nabi kita.
Sungguh tidak mudah memang meneladani
Rosululloh, akan tetapi kita wajib memproses diri dan berusaha secara maksimal untuk mengcopy paste Beliau
kendati hasilnya tidak 100% karena Allah tidak semata menilai keberhasilan kita
tapi proses itulah yang senantiasa dicatat.[Diolah dari berbagai sumber/]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar