Arda Chandra
:
Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang tidak
pernah bisa dijawab : Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah ditebus
dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati dengan tidak
membawa dosa..?
Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana
caranya dia akan mati kelak..??
Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin bahwa
mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??
Esra Alfred
Soru :
[[[[Pertanyaan buat Kristen dan sampai sekarang
tidak pernah bisa dijawab :]]]]
Esra : saya kira bukan tak pernah bisa dijawab.
Persoalannya adalah apakah anda mau terima jawaban itu atau tidak?
=====
[[[[Kalau Kristen menyatakan percaya dan sudah
ditebus dosanya, apakah ini memastikan bahwa si Kristen tersebut akan mati
dengan tidak membawa dosa..?]]]]
Esra : Tidak!
=====
[[[[Siapa Kristen yang bisa memastikan bagaimana
caranya dia akan mati kelak..??]]]]
Esra : Tidak ada!
====
[[[[Apakah si juru selamat Kristen bisa menjamin
bahwa mereka tidak mati dalam keadaan membawa dosa..??]]]]
Esra : Tidak juga! Selama di dunia ini bahkan kita
tidak terlepas dari dosa. Tetapi penebusan dosa yang dilakukan Yesus sudah
tercakup di dalamnya dosa2 ke depan yang akan dibuat seseorang selama hidupnya.
Itulah sebabnya ketika di atas salib dia berkata “SUDAH SELESAI”.
Korban penebusan yang dia berikan untuk semua dosa
dari orang yang ditebus itu sehingga sekalipun orang itu tetap berdosa, dosa
itu tak akan pernah bisa bawa dia ke neraka. Itu pun sudah ditebus.
1 Yoh 2:1-2 : Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan
kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa,
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita,
Jadi pertanyaan anda sudah terjawab bukan? Sekarang
tinggal soal anda mau terima atau tidak. Tidak pun no problem, itu kan
kepercayan Kristen! Tak ada yang memaksa anda mengakuinya.
Arda
Chandra :
Memang koq, pertanyaan sudah terjawab oleh Rio
Bird dan apa yang dia sampaikan mirip dengan apa yang anda sampaikan. Saya juga
bukan dalam rangka mau menggugat konsep keselamatan Kristen, tapi ingin
memahaminya. Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Rio Bird dan anda, saya
merumuskannya begini :
Jadi semua dosa orang yang percaya dan mati dengan
membawa dosa tersebut ditebus Yesus sehingga mereka bisa masuk surga dalam
kesucian. Hitler yang membunuh 6 juta Yahudi namun karena dia adalah Kristen
yang percaya, maka masuk surga sedangkan 6 juta Yahudi masuk neraka karena
mereka bukan orang yang percaya. George Bush yang membunuhi rakyat Afganistan
dan Irak masuk surga karena dosa membunuhnya sudah ditebus Yesus, sebab Bush
meyakini tindakannya tersebut merupakan ilham dari roh kudus untuk memerangi
teroris.
Anda membunuh seorang Muslim dengan
sewenang-wenang, maka dosa membunuh yang anda bawa mati tersebut ditebus Yesus
dan anda masuk surga, sedangkan Muslim yang anda dzalimi masuk neraka karena
tidak percaya.
Saya tidak dalam rangka menyampaikan pandangan
pribadi saya terhadap konsep keselamatan ini, tapi hanya sekedar merumuskan apa
yang anda sampaikan. Apa yang saya sampaikan ini bukan berasal dari kesimpulan
saya pribadi.
Saya menyatakan sangat menghargai dan salut dengan
anda, karena beberapa kali soal ini saya sampaikan, tidak ada yang 'sampai
hati' menjelaskan seperti yang anda lakukan, karena ini tentu sangat beresiko
terutama kepada rekan seiman anda, bagaimana mereka bisa dihadapkan dengan
suatu ajaran yang sangat 'mengerikan'. (merupakan jawaban saya terhadap diskusi
sebelumnya yang saya copas lagi)
Esra Alfred
Soru :
Anda perlu ketahui bahwa kami percaya adanya orang
yang disebut Kristen KTP. Artinya mereka mengaku percaya tetapi mereka tidak
pernah sungguh-sungguh orang percaya. Sekalipun mereka beragama Kristen, mereka
tidak pernah diselamatkan/ditebus dosanya. Kalau orang sungguh-sungguh percaya,
ia akan diberikan Roh Kudus. Apabila ada Roh Kudus di dalam dirinya, akan
memunculkan perbuatan baik sehingga ada perubahan dalam hidupnya ke arah yang
lebih baik. Kalau tidak ada, berarti dia tidak punya Roh Kudus dan kalau tidak
punya RK, dia tak pernah sungguh-sungguh percaya Yesus. Meskipun demikian orang
yang sungguh-sungguh percayapun masih buat dosa. Tetapi sikap pada dosa itu
menentukan orang itu sungguh-sngguh percaya atau tidak. Jadi orang-orang yang
membunuh dengan sengaja dan berdarah dingin seperti itu, saya ragukan bahwa
mereka adalah sungguh-sungguh orang percaya. Sangat mungkin mereka cuma Kristen
KTP, dan tak ada keselamatan untuk orang-orang seperti itu kalau mereka tidak
sungguh-sungguh beriman / bertobat.
Yakobus 2:17 Demikian juga halnya dengan iman:
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah
mati.
Arda
Chandra :
Sudah didiskusikan pak Esra Alfred Soru, bung Rio
Bird menyatakan dosa yang ditebus Yesus tidak tergantung besar kecilnya,
sepanjang orang tersebut percaya maka sekalipun mati dengan membawa dosa
sebesar apapun maka dosanya akan ditebus dan masuk surga.
Apa yang ada dalam hati orang tentu saja kita
tidak bisa mengukurnya..
Esra Alfred
Soru :
Betul sekali. Kalau orangnya benar-orang percaya,
dia bisa jatuh dalam dosa yang besar sekalipun. Tetapi ia akan tetap
diselamatkan. Tetapi kita juga harus melihat kemungkinan lain akan adanya
orang-orang Kristen KTP yang dosanya juga besar.
Arda
Chandra :
Artinya Hitler bisa masuk surga donk, sedangkan 6
juta Yahudi yang tidak percaya tidak bisa masuk surga..
Esra Alfred
Soru :
Belum tentu! Karena tetap ada kemungkinan dia
Kristen KTP. Dan dari kejahatan-kejahatan dia, saya lebih condong bahwa dia
Kristen KTP daripada seorang Kristen sejati yang hanya sekedar jatuh dalam
dosa.
Arda
Chandra :
Pak Esra Alfred Soru tidak perlu menanggapi
postingan yang lain..
Esra Alfred
Soru :
Baik pak Ardha, senang diskusi dengan anda. Perlu
anda ketahui, saya akan jawab apa yang anda tanyakan sesuai degan apa yang
dipercaya Kristen. Soal anda tidak mempercayai / menerima itu, itu persoalan
lain. Yang penting saya jelaskan apa yang dipercayai Kristen sesuai Kitab
Sucinya. Perkara orang tak mau percaya Kitab Suci Kristen, itu juga soal lain.
Yang pasti Kristen mendirikan ajarannya dari Kitab Sucinya dan karena itu
menjadi dasar ajarannya.
Arda
Chandra :
[[[[Esra : Belum tentu! Karena tetap ada
kemungkinan dia Kristen KTP. Dan dari kejahatan-kejahatan dia, saya lebih
condong bahwa dia Kristen KTP daripada seorang Kristen sejati yang hanya
sekedar jatuh dalam dosa.]]]]]
Artinya bisa iya bisa tidak, dan kita semua tidak
bisa memastikan apa isi hati Hitler, Bush, dll bagaimana tingkat keimanan dia
terhadap Yesus.
Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta
Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia
mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6
juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus, sebaliknya 6 juta Yahudi yang
didzolimi masuk neraka karena bukan mereka yang percaya..
Apakah begitu kemungkinannya..??
Esra Alfred
Soru :
Ya! Apalagi kita tidak mengenal orangnya. Tapi
seperti saya bilang bahwa dari kisah-kisah kejahatannya, saya condong dia
Kristen KTP dan tidak diselamatkan. Tetapi saya tidak bisa memastikan itu
karena Kristen juga percaya bahwa sebesar apapun dosa orang, kalau dia percaya
Yesus sungguh-sungguh sebagai Tuhan dan Juruselamat, dia diselamatkan sekalipun
itu terjadi pada detik terakhir hidupnya. Di Alkitab ada kisah penjahat di
samping Yesus yang diselamatkan pada hari di mana dia disalib bersama Yesus.
Jadi seandainya sebelum mati Hitler memohon ampun dan sungguh-sungguh percaya seperti
penjahat itu, meskipun hanya di hati dia dan hanya dia dan Tuhan yang tahu, dia
diselamatkan. Jadi saya tidak bisa memastikan itu.
=====
[[[[Katakanlah ketika melakukan pembunuhan 6 juta
Yahudi, Hitler tidak sedang percaya, lalu ketika mau di bom di bunkernya dia
mati dalam keadaan percaya, imannya di recovery lagi, maka dosanya membunuh 6
juta Yahudi tersebut ditebus oleh Yesus]]]]
Esra : Sebagaimana saya jelaskan di atas, asal dia
beriman sunggu2 di detik terakhir hidupnya, semua dosanya ditebus dan dia
diselamatkan.
=====
[[[[sebaliknya 6 juta Yahudi yang didzolimi masuk
neraka karena bukan mereka yang percaya..]]]]
Esra : Ya! Mereka masuk neraka karena
ketidakpercayaannya dan itu tidak ada kaitan dengan terzdzoliminya mereka.
Terdzolimi atau tidak, jika tidak percaya Yesus, tidak akan selamat / masuk
neraka.
Arda
Chandra :
Saya kasih ilustrasi lagi, biar saya lebih
memahami bagaimana konsep Kristen soal keselamatan. Misalnya saya seorang
Muslim masuk Kristen, dan ternyata kedua orangtua saya marah lalu memaksa saya
untuk kembali masuk Islam, karena bertengkar akhirnya saya membunuh kedua
orangtua saya tersebut.
Pertanyaannya : apakah pembunuhan yang saya
lakukan demi membela keimanan Kristen saya ini dihitung sebagai dosa..??
Esra Alfred
Soru :
Pembunuhan itu tetap dosa. Menjadi Kristen memang
bisa dimusuhi oleh keluarga. Tetapi itu tetap tidak membenarkan tindakan
membunuh itu.
Nah kalau ini dikaitkan dengan keselamatan, apakah
anda selamat? Tergantung waktu anda masuk kristen itu anda benar-benar percaya
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat atau tidak? Karena orang bisa masuk
Kristen dengan berbagai motivasi yang salah. Jadi kalau anda tidak benar-benar
percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, anda tetap tidak selamat, bahkan
kalaupun anda tidak membunuh orang tua anda. Tapi kalau anda memang benar-benar
percaya, dosa pembunuhan itu ditebus sehingga anda akan selamat.
Arda
Chandra :
Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya sampai
mau membunuh mereka..?? Membunuh demi mempertahankan iman ternyata tetap
berdosa menurut konsep Kristen.
Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau
keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?
Esra Alfred
Soru :
[[[[Tentu saja percaya, kalau tidak buat apa saya
sampai mau membunuh mereka..??]]]]
Esra : Kesungguhan menjadi Kristen tak harus
diwujudkan lewat membunuh mereka. Sebaliknya membunuh mereka tidak secara
otomatis membuktikan kesungguhan itu. Biasa saja karena emosi yang tak
terkendali, dan alasan2 lainnya.
=====
[[[[membunuh demi mempertahankan iman ternyata
tetap berdosa menurut konsep Kristen.]]]]
Esra : ya tetap dosa!
======
[[[[Kalau saya hanya punya pilihan : membunuh atau
keluar dari Kristen, apa yang mesti saya lakukan..?]]]]
Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda hanya
bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam Kristen
tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh, tetap itu
adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?
Arda
Chandra :
[[[Esra : Dalam kondisi macam apa sehingga anda
hanya bisa punya 2 pilihan semacam itu? Apakah tidak bisa anda tetap di dalam
Kristen tanpa membunuh orang tua anda? Sekalipun resikonya anda yang dibunuh,
tetap itu adalah sebuah pilihan lain di samping membunuh bukan?]]]]
Wah..kalau jawaban pak Esra Alfred Soru seperti
ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal
saya hanya punya 2 pilihan, dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita,
bahkan sering dihadapi malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan
buah simalakama', dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada
pilihan ketiga. tapi kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini
tidak apa-apa..
Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda mengatakan
membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya sama nilainya
dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh orangtua dengan
dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya sama, caranya
sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan yang lain
dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan berdasarkan
bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang melandasinya..??
Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman
bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari
karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa,
misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud
jahat..
Bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau
yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan
dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama..
Esra Alfred
Soru :
[[[[Wah..kalau jawaban pak Esra Alfred Soru
seperti ini, ini namanya ada 3 pilihan.. padahal saya hanya punya 2 pilihan,
dan ini mungkin saja terjadi dalam kehidupan kita, bahkan sering dihadapi
malah. manusia akan selalu dihadapi dilema, istilahnya 'makan buah simalakama',
dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati', tidak ada pilihan ketiga. tapi
kalau Kristen tidak punya jawaban terhadap kondisi ini tidak apa-apa..]]]]
Esra : Anda memulai dengan contoh kasus. Dan lalu
anda mengatakan hanya ada 2 pilihan. Seharusnya anda memberikan juga contoh
kasus yang bagaimana sehingga hanya ada 2 pilihan? Karena Yesus mengajarkan
kita bahkan rela mati demi iman / percaya kita. Sehingga jikalau pilihan
terburuk yakni kita mati, kondisi macam apakah yang hanya menyisakan 2 pilihan
itu?
======
[[[[Yang jadi pertanyaan saya adalah : anda
mengatakan membunuh demi mempertahankan iman tetap dosa. Lalu apakah dosanya
sama nilainya dengan membunuh karena kejahatan..?? misalnya saya membunuh
orangtua dengan dasar agar cepat dapat warisan. Perbuatannya sama, korbannya
sama, caranya sama, bedanya kalau yang satu dasarnya adalah iman, sedangkan
yang lain dasarnya adalah kejahatan. Apakah Kristen menilai suatu perbuatan
berdasarkan bentuk perbuatannya dan tidak peduli dengan niat yang
melandasinya..??
Sebagai contoh dalam pengadilan di dunia, hukuman
bagi pencuri yang melakukan pencurian karena kelaparan dengan yang didasari
karena memang berniat jahat tentu saja berbeda. membunuh karena terpaksa,
misalnya karena mau diperkosa jelas akan beda hukumannya membunuh karena maksud
jahat..
Bagaimana ajaran Kristen menilai hal ini...? kalau
yang saya tangkap dari jawaban-jawaban anda, tidak ada bedanya, membunuh dengan
dalil apapun nilainya sama dan hukumannya sama.. ]]]]
Esra : Sama-sama dosa tetapi Kristen percaya dosa
itu adalah tingkatannya.
Yoh 19:11 - “Yesus menjawab: ‘Engkau tidak mempunyai
kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari
atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, LEBIH BESAR DOSANYA.’”.
Ibr 10:28-29 - “(28) Jika ada orang yang menolak
hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga
orang saksi. (29) BETAPA LEBIH BERATNYA HUKUMAN yang harus dijatuhkan atas dia,
yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang
menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”.
Contoh : Mat 10:15 dan Luk 12:47,48 jelas
menunjukkan bahwa besarnya dosa tergantung dari ‘terang’ yang ada pada orang
itu. Makin banyak ‘terang’ yang ia punyai, makin berat dosanya!
Mat 10:15 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya
dari pada kota itu.’”.
Luk 12:47-48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan
kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan
apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi
barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus
mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang
kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa
yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’”
Ini hanya salah 1 contoh. Ada banyak faktor yang
menentukan itu seperti faktor kesengajaan, keterpaksaan, dll. Atau seperti yang
anda contohkan. Jadi tentu ada beda tingkatan tetapi jenisnya tetap sama yakni
dosa. Jadi motivasi seseorang melakukan suatu kejahatan hanya menentukan
tingkatan dosa dan bukan menentukan dosa atau tidak.
Arda
Chandra :
Kalau begitu iman tidak menentukan nilai suatu
perbuatan..?
Esra Alfred
Soru :
Bisa perjelas maksudnya?
Arda
Chandra :
Membunuh dengan landasan iman tetap berdosa,
artinya iman tidak menentukan nilai perbuatan tersebut..
Esra Alfred
Soru :
Dosa atau tidak itu bergantung pada Firman Tuhan
karena dosa adalah pelanggaran akan Firman Tuhan / hukum Tuhan.
I Yohanes 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa,
melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
Sehingga dengan motivasi apapun jikalau itu
melanggar Firman Tuhan maka itu tetap dosa. Jadi orang tidak bisa / boleh
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman dengan alasan iman. Itu tetap
dosa.
Arda
Chandra :
Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang,
jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk
perbuatannya, apakah swesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan
mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman,
tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi
yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.
Apakah ini berlaku sebaliknya..?? suatu perbuatan
baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai dengan
firman, maka itu adalah kebaikan juga..
Esra Alfred
Soru :
[[[[Mengerti pak, saya makin memahaminya sekarang,
jadi nilai suatu perbuatan dikatakan dosa atau tidak terkait dengan bentuk
perbuatannya, apakah swesuai dengan firman Tuhan atau tidak. kalau firman Tuhan
mengatakan membunuh adalah dosa, maka apapun alasannya termasuk karena iman,
tetap berdosa, Jadi iman memang tidak menentukan nilai suatu perbuatan, tapi
yang menentukan adalah bentuk perbuatannya.]]]]
Esra : Yang prinsip bukan bentuk perbuatannya
tetapi apakah itu perbuatan itu bertentangan dengan Firman Tuhan / tidak.
======
[[[[Apakah ini berlaku sebaliknya..?? suatu
perbuatan baik akan dinilai baik sekalipun tidak dilandasi iman, asal sesuai
dengan firman, maka itu adalah kebaikan juga..]]]]
Esra : Tidak bisa dibalik. Mengapa? Karena 1
perbuatan baru dianggap baik jikalau dilakukan atas dasar iman.
Ibr 11:6 : Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang
berkenan kepada Allah…..
Rom 14:23 “….Dan segala sesuatu yang tidak
berdasarkan iman, adalah dosa.
Jadi : Jikalau orang tidak beriman, tidak ada
perbuatannya yang bisa dianggap baik. Sekalipun perbuatan itu secara faktual
sesuai dengan Firman Tuhan. Tetapi setelah dia beriman, dia tidak boleh
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman. Jika dilakukan, itu dosa.
Arda
Chandra :
Wah..saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak
Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun
dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang
membunuh orangtuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan
itu adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat
bobot dosanya berbeda.
Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi, bahwa
: perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu apakah
tindakan saya yang membunun orangtua saya tersebut dengan semata-mata landasan
iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??
Esra Alfred
Soru :
[[[[ah..saya jadi bingung lagi nih, sebelumnya pak
Esra Alfred Soru menyatakan suatu perbuatan dosa tetap dinilai dosa sekalipun
dilakukan atas dasar iman, bahkan saya memberi contoh seorang anak yang membunuh
orangtuanya demi mempertahankan iman Kristennya. Anda tetap menyatakan itu
adalah dosa karena tidak sesuai dengan firman Tuhan, cuma iman membuat bobot
dosanya berbeda.
Esra : memang itu dosa karena tak pernah ada
perintah perintah untuk membunuh orangtua karena mempertahakan iman.
=====
[[[[Sekarang anda malah bicara sebaliknya lagi,
bahwa : perbuatan baru dianggap baik jika dilakukan atas dasar iman, lalu
apakah tindakan saya yang membunun orangtua saya tersebut dengan semata-mata
landasan iman, bahkan mempertahankan iman tersebut dinilai suatu kebaikan..??]]]]
Esra : Perbuatan baru dianggap baik jika dasarnya
iman. Tapi perbuatan itu tidak boleh perbuatan yang dilarang Kitab Suci.
Misalnya berzinah itu dosa. Apakah seseorang yang melakukan zinah atas dasar
iamnnya mau dianggap bukan dosa? Tentu tidak!
Jadi memang benar bahwa suatu perbuatan baru
dianggap baik apabila dilakukan atas dasar iman tetapi itu tidak berarti bahwa
perbuatan apapun termasuk yang melawan firman dianggap benar karena dasarnya iman.
(Bersambung)
4 komentar:
Kedua orang yang berdialog diatas, sangat bertentangan dengan apa yang diberitakan oleh Alkitab.
Alkitab berkata.
Jangang menghakimi. jadi yang menentukan masuk tidaknya manusia kesurga adalah Allah sendiri, bukan manusia. Allah yengetahui kategori yang bagaimana orang yang masuk surga nanti.
Allah akan menghakimi manusia sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Iman artinya percaya.
Yak 2:26. iman tanpa perbuatan adalah mati.
Artinya, walaupun seseorang itu berkata bahwa dia percaya atau beriman, tetapi tanpa ada perbuatan maka sesungguhnya dia tidak mempunyai iman,
Contoh :
Saya bertanya kepada si Badu.
Percayakah kau bisa selamat tiba ke Surabaya naik Pesawa terbang ?
Lalu si Badu menjawab ....Percaya.
Kalau begitu, ayo naik peswat ke Surabaya, ini tiketmu.
Si Badu tidak mau naik pesawat, dia memilih naik Kereta yang walaupun tiket pesawat untuknya sudah ada,
Jadi terbukti si Badu tidak percaya, walaupun katanya dia percaya.
Banyak orang mengaku Kristen, tetapi kelakuannya melanggar Hukum Allah, sesungguhnya dia bukanlah Kristen.
Orang yang membunuh dengan alasan apapun itu, sesungguhnya dia bukan Kristen, yang walaupun dia mengakui dengan mulutnya dia adalah Kristen.
Tidak ada kata kata seandainya dalam hukum Allah. Hukum Allah adalah hukum yang pasti
Kalau kita tidak percaya kepada ayat dibawah ini, maka kita tidak akan menuruti apa yang diperintahkan oleh ayat dibawah ini,
Kalau kita pecaya kepada ayat ini, maka kita pasti menurutinya.
Hosea 14:2. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah.
Kisah 3:19. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,
Dosa adalah pelanggaran terhadap Hukum Allah ( 10 Perintah Allah )
2 Timotius 3:16. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Allah mencari adam dan hawa yang sembunyi di semak belukar, dan memanggil...Adam......Adam....dimanakah engkau ?
dalam hal ini, bukan berarti Allah tidak tahu dimana Adam dan Hawa berada. tetapi dengan cara ini, Allah mengajarkan kerendahan hati dan kasih kepada kita.
Kej 6:5.Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
7.Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Tuhan menyesal dalah hal ini, bukan berarti Tuhan tidak tahu saat Tuhan menciptakan manusia bahwa manusia akan berdosa, tetapi ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak senang jika kita berbuat dosa, dan mengajarkan akibat dosa itu adalah Maut.Roma 6:23. Sebab upah dosa ialah maut.
Yunus 3:10. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa jika kita mengakui kesalahan kita dan bertobat, maka Tuhan akan mengampuni kita, dan kita akan selamat dari maut.
Kisah 3:19. Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,
Posting Komentar